American Party SC – Mantan asisten pribadi Sean “Diddy” Combs mengungkapkan fakta mengejutkan dalam persidangan kasus perdagangan seks yang menjerat maestro hip-hop tersebut. Dalam kesaksiannya di pengadilan pada hari Jumat, Brendan Paul menyatakan bahwa selama bekerja untuk Combs dari akhir 2022 hingga Maret 2024, ia kerap membeli narkoba untuk bosnya dan menyiapkan kamar hotel untuk pesta seks yang dikenal sebagai “malam raja liar”.
Pihak kejaksaan berharap kesaksian Paul dapat memperkuat tuduhan konspirasi pemerasan terhadap Combs. Menurut mereka, Combs menggunakan kekayaan dan jaringan bisnisnya untuk memaksa perempuan melakukan hubungan seksual dengan pria yang di bawah pengaruh narkoba jenis ekstasi. Aktivitas tersebut disebut dilakukan secara terorganisir dan melibatkan berbagai fasilitas mewah yang dibiayai oleh perusahaan milik Combs.
Baca Juga : Demokrat Inginkan Pemimpin Baru dan Fokus pada Isu Ekonomi
Combs, yang kini berusia 55 tahun, telah mengaku tidak bersalah atas kelima dakwaan pidana yang diarahkan kepadanya. Tim pembelanya menegaskan bahwa seluruh aktivitas seksual yang terjadi dilakukan atas dasar suka sama suka. Pendiri label Bad Boy Records ini sempat dikenal sebagai figur berpengaruh dalam perkembangan budaya hip-hop Amerika, namun kini menghadapi ancaman hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Setelah persidangan berlangsung selama enam minggu, pihak jaksa resmi menutup pemaparan kasus mereka. Minggu depan, giliran tim pembela yang akan menghadirkan saksi dan bukti sebagai bagian dari pembelaan.
Dalam kesaksiannya, Paul mengaku membeli ganja senilai sekitar 4.200 dolar AS dan ketamin dalam jumlah ratusan dolar untuk Combs selama masa kerjanya. Ia juga memperlihatkan sejumlah bukti berupa pesan teks yang menunjukkan permintaan reimburse dari staf keamanan Combs terkait pembelian narkoba tersebut. Salah satu pesan yang ditampilkan berasal dari 14 Februari 2024, di mana Combs menulis, “You get me zans.” Menurut Paul, kata tersebut merujuk pada permintaan Xanax, obat penenang yang hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Paul menambahkan bahwa pada akhirnya Combs mendapatkan Xanax dari sumber lain. Ia juga mengaku pernah melihat Combs menggunakan kokain dan ekstasi secara langsung. Dalam pemeriksaan silang oleh pengacara pembela, Brian Steel, Paul menyatakan bahwa penyediaan narkoba hanya merupakan bagian kecil dari pekerjaannya. Ia juga mengaku sempat mengira bahwa seluruh narkoba yang dibelinya hanya untuk konsumsi pribadi Combs.
Ketika ditanya oleh pengacara pembela apakah dirinya merupakan pengedar narkoba, Paul menjawab dengan tegas bahwa ia sama sekali bukan pengedar. Ia hanya menjalankan perintah atasannya sebagai bagian dari tugas yang diberikan.
Selain membeli narkoba, Paul juga diminta menyiapkan kebutuhan pesta seks yang digelar Combs. Ia menyebutkan bahwa sebelum pesta dimulai, ia menata kamar hotel dengan pelumas, minyak bayi, minuman keras, dan kantong Gucci berisi narkoba. Setelah acara selesai, Paul mengenakan sarung tangan dan membersihkan ruangan agar tidak dikenakan denda kerusakan oleh pihak hotel.
Paul juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah ditangkap pada 25 Maret 2024 di Bandara Miami-Opa Locka, Florida, saat akan bepergian ke Bahama bersama Combs dan staf lainnya. Ia kedapatan membawa kokain yang ternyata tanpa sadar dibawa setelah ia menemukannya di kamar Combs saat bersih-bersih. Paul mengaku lupa memasukkan kokain itu ke dalam tas dan tidak melaporkannya kepada pihak berwenang. Ketika jaksa Christy Slavik menanyakan alasan ia diam, Paul menjawab bahwa hal tersebut didorong oleh rasa loyalitas kepada Combs. Meski sempat didakwa, kasus kepemilikan kokain terhadap Paul akhirnya dibatalkan.
Kasus ini masih akan berlanjut dengan agenda kesaksian dari pihak pembela. Proses hukum yang tengah berlangsung diharapkan dapat mengungkap fakta lebih jelas terkait dugaan pelanggaran serius yang melibatkan salah satu tokoh besar dalam industri hiburan Amerika Serikat.
Simak Juga : Rama dan Sinta: Kisah Cinta Abadi dalam Kepercayaan Hindu