American Party SC – Senat Amerika Serikat yang dikuasai oleh Partai Republik tengah berupaya meloloskan rancangan undang-undang besar yang mencakup pemotongan pajak dan peningkatan pengeluaran, meskipun menimbulkan kekhawatiran terhadap dampaknya pada utang nasional yang telah mencapai $36,2 triliun. Presiden Donald Trump mendorong keras agar rancangan ini segera disahkan, yang mencerminkan warisan legislatif utama dari masa jabatan pertamanya. Namun, usulan ini telah memunculkan perpecahan di internal Partai Republik sendiri, khususnya terkait besarnya biaya yang mungkin timbul jika RUU tersebut diberlakukan.
RUU ini diprediksi akan menambah sekitar $800 miliar terhadap utang negara, menurut laporan terbaru dari Kantor Anggaran Kongres (CBO) yang bersifat nonpartisan. Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan versi sebelumnya yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sejumlah senator Partai Republik di Senat Amerika Serikat menolak hasil analisis CBO tersebut dan berupaya menggunakan metode perhitungan alternatif yang dianggap tidak mencerminkan beban biaya nyata dari perpanjangan pemotongan pajak tahun 2017. Beberapa pakar, seperti Andrew Lautz dari Bipartisan Policy Center, menyebut pendekatan ini sebagai manipulasi anggaran yang menyesatkan.
Baca Juga : RUU Pemotongan Pajak Trump Lolos di Senat AS
Proses pengesahan RUU ini melibatkan sesi debat panjang yang disebut sebagai “vote-a-rama”, di mana Partai Demokrat yang berperan sebagai oposisi minoritas, memiliki hak untuk mengajukan amandemen secara tidak terbatas. Ini menjadi bagian dari taktik legislatif yang memungkinkan Partai Republik menghindari aturan umum Senat yang mensyaratkan 60 suara untuk meloloskan undang-undang. Dalam pemungutan suara prosedural yang diadakan pada Sabtu malam, Senat menyetujui untuk membuka perdebatan atas RUU setebal 940 halaman tersebut dengan hasil suara 51-49.
Pemimpin Minoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, mengkritik keras langkah Partai Republik. Ia menuduh mereka menggunakan akuntansi palsu untuk menutupi biaya sebenarnya dari RUU tersebut. Schumer menyatakan bahwa RUU ini akan menjadi undang-undang termahal dalam sejarah Amerika Serikat, yang memberikan keringanan pajak kepada kaum kaya sambil memangkas program kesejahteraan seperti Medicaid dan bantuan pangan SNAP.
Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh sebagian anggota Partai Republik. Senator Rand Paul dari Kentucky menjadi salah satu yang memberikan suara penolakan. Ia menolak RUU tersebut karena akan meningkatkan batas utang negara hingga $5 triliun. Ketegangan politik internal semakin tampak ketika Senator Thom Tillis dari North Carolina menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi setelah mendapat tekanan dari Trump atas suaranya yang menentang RUU itu.
Di sisi lain, Trump tetap optimis dan menggambarkan kemajuan ini sebagai kemenangan besar. Melalui media sosial, ia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari pemotongan pajak akan menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan. Trump berharap RUU ini bisa disahkan sebelum libur Hari Kemerdekaan pada 4 Juli. Namun, tenggat waktu sebenarnya yang lebih mendesak akan datang pada akhir musim panas. Ketika Kongres harus memutuskan apakah akan menaikkan pagu utang nasional untuk menghindari risiko gagal bayar.
Jika berhasil disahkan oleh Senat, RUU ini akan dibawa ke DPR untuk mendapat persetujuan akhir. Namun, tantangan juga akan dihadapi di sana. Beberapa anggota DPR dari Partai Republik merasa keberatan dengan biaya yang sangat besar. Sementara yang lain khawatir akan dampak sosial dari pemotongan program kesejahteraan. Mengingat penolakan penuh dari Partai Demokrat. Partai Republik tidak memiliki banyak ruang untuk kehilangan suara dalam pemungutan akhir di kedua majelis.
Secara keseluruhan, RUU ini memperjelas adanya konflik antara tujuan ekonomi jangka pendek dan kestabilan fiskal jangka panjang. Sementara Trump dan pendukungnya melihatnya sebagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan. Para penentangnya melihatnya sebagai kebijakan yang bisa membebani generasi mendatang dan mengancam kredibilitas fiskal Amerika Serikat. RUU ini masih dalam proses, namun jelas akan menjadi ujian besar bagi soliditas Partai Republik dan masa depan ekonomi negara.
Simak Juga : Suku Sentinel: Suku Paling Terisolasi dan Misterius di Dunia