American Party SC – Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Howard Lutnick, meremehkan dampak dari putusan pengadilan baru-baru ini yang menimbulkan ketidakpastian hukum terkait tarif impor terhadap jalannya negosiasi antara AS dan Uni Eropa. Dalam wawancara yang ditayangkan pada program “Fox News Sunday”, Lutnick menegaskan bahwa proses perundingan tetap berjalan meskipun terdapat dinamika hukum yang sedang berlangsung.
Lutnick diminta tanggapan atas laporan dari Reuters yang mengutip pernyataan anonim seorang pejabat Uni Eropa. Pejabat tersebut menyatakan bahwa ketidakpastian hukum atas kebijakan tarif AS telah memberikan keuntungan tambahan bagi Uni Eropa dalam proses negosiasi. Menanggapi hal itu, Lutnick menyebut pernyataan tersebut tidak berdasar. Ia menyebut komentar tersebut berasal dari pihak-pihak yang tidak relevan dan tidak memiliki pemahaman mendalam mengenai strategi pemerintahan AS.
“Anda tidak bisa mendengarkan orang-orang konyol yang membuat komentar konyol,” ujar Lutnick dalam wawancara tersebut. Ia menambahkan bahwa negara-negara yang sedang bernegosiasi dengan Amerika Serikat memahami sepenuhnya posisi kuat Presiden Donald Trump dan komitmennya dalam melindungi kepentingan pekerja Amerika.
Sebelumnya, sebuah pengadilan perdagangan di AS telah memutuskan untuk memblokir sebagian besar kebijakan tarif Presiden Trump. Putusan tersebut menyatakan bahwa pemerintah telah melampaui batas kewenangan dengan menerapkan tarif menyeluruh terhadap produk impor dari sejumlah mitra dagang. Namun, tidak lama setelahnya, pengadilan banding federal menunda implementasi putusan itu. Hal ini memungkinkan tarif tetap berlaku sambil menunggu proses banding dari pihak pemerintahan Trump.
Menanggapi situasi tersebut, Lutnick menyampaikan bahwa kendala hukum ini tidak mengganggu jalannya perundingan dalam jangka panjang. Ia mengatakan bahwa meskipun putusan pengadilan mungkin menyebabkan penundaan selama beberapa hari, para pihak tetap kembali ke meja perundingan untuk melanjutkan diskusi.
Presiden Trump sendiri, bersama dengan para penasihatnya, menyatakan bahwa proses komunikasi dengan negara-negara mitra tetap berlanjut setelah putusan pengadilan diumumkan. Mereka menyebut bahwa beberapa negara telah kembali melakukan pembicaraan intensif, menandakan bahwa dinamika hukum tidak sepenuhnya memengaruhi proses diplomatik dan ekonomi yang sedang berlangsung.
Pada akhir bulan Mei, Presiden Trump sempat menyampaikan ancaman untuk memberlakukan tarif sebesar 50 persen terhadap seluruh produk asal Eropa mulai 1 Juni. Namun, ancaman tersebut kemudian ditunda hingga 9 Juli dengan alasan untuk memberikan waktu tambahan bagi proses negosiasi.
Selain itu, Trump juga mengumumkan rencana untuk menaikkan tarif terhadap produk baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen. Kebijakan ini menuai respons serius dari pihak Uni Eropa. Komisi Eropa menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk mengambil langkah balasan sebagai bentuk perlindungan atas kepentingan industri dan ekonomi regional.
Sementara itu, dalam wawancara terpisah dengan program “This Week” yang disiarkan oleh ABC News. Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menyampaikan pembelaan terhadap kebijakan tarif tersebut. Ia menyatakan bahwa perlindungan terhadap industri baja merupakan bagian dari strategi keamanan nasional. Terutama dalam menghadapi dominasi produksi baja oleh negara pesaing seperti Tiongkok.
“Kita harus menunjukkan kekuatan,” ujar Hassett. Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat membutuhkan industri baja yang kuat dan siap untuk mendukung sistem pertahanan nasional. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kebijakan tarif bukan hanya dilandasi pertimbangan ekonomi, tetapi juga menyangkut kepentingan strategis jangka panjang.
Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan hukum, pemerintah AS tetap fokus pada strategi negosiasi yang agresif. Mereka menilai bahwa kekuatan posisi tawar lebih penting dibandingkan keraguan hukum sementara. Pemerintah Trump tampaknya tetap konsisten dengan pendekatan proteksionisnya demi mempertahankan industri dalam negeri dan memperkuat daya saing Amerika di pasar global.
Simak Juga : Rasi Bintang: Peta Langit yang Menuntun Manusia Sejak Dahulu