American Party SC – Elon Musk, CEO Tesla dan salah satu tokoh terkemuka dunia teknologi, resmi mengundurkan diri dari pemerintahan Trump setelah masa tugas yang penuh gejolak sebagai pegawai pemerintah khusus di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Pengunduran dirinya dikonfirmasi oleh seorang pejabat Gedung Putih pada Rabu malam, yang menyatakan bahwa pemberhentian Musk akan berlaku segera. Sebelumnya, Musk telah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Donald Trump melalui platform media sosial miliknya, X.
Keputusan Musk untuk meninggalkan jabatannya terjadi secara tiba-tiba tanpa pembicaraan langsung dengan Trump. Menurut sumber terpercaya, pengunduran diri ini diputuskan di tingkat staf senior. Hanya sehari setelah Musk secara terbuka mengkritik rancangan undang-undang pajak baru dari Partai Republik yang dianggapnya terlalu mahal dan bertentangan dengan tujuan penghematan pemerintah.
Musk dikenal sebagai sosok yang lantang dan tidak segan menyuarakan pendapatnya, termasuk terhadap kebijakan pemerintah. Meskipun sempat menjadi tokoh penting dalam lingkaran Trump, posisinya mulai melemah seiring waktu. Selama kampanye sebelumnya, Musk menjanjikan pengurangan anggaran federal hingga \$2 triliun melalui inisiatif DOGE. Namun, hingga akhir masa jabatannya, upaya tersebut baru diklaim menghemat sekitar \$175 miliar. Meskipun angka ini belum dapat diverifikasi secara independen.
Baca Juga : Harvard Serahkan Foto Budak ke Museum demi Keadilan Historis
Pendekatan Musk yang keras terhadap birokrasi menyebabkan ketegangan dengan beberapa pejabat tinggi. Termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Transportasi Sean Duffy, dan Menteri Keuangan Scott Bessent. Ia bahkan menyebut penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro, dengan istilah yang merendahkan. Ketegangan semakin memuncak ketika Musk secara terbuka menyatakan kekecewaannya terhadap undang-undang pajak. Yang dinilai meningkatkan defisit anggaran dan menghambat kinerja DOGE.
Meski memiliki hubungan dekat dengan presiden, beberapa anggota kabinet mulai meragukan metode Musk dan berusaha mengambil kembali kontrol atas kepegawaian serta anggaran di departemen mereka. Trump sendiri sempat mengingatkan bahwa keputusan terkait personel adalah wewenang sekretaris masing-masing departemen, bukan Musk.
Selama masa tugasnya, Musk berupaya memangkas jumlah pegawai federal secara signifikan. Berdasarkan data Reuters, DOGE telah mengurangi sekitar 260.000 dari 2,3 juta pegawai sipil federal, sebagian besar melalui program pembelian kembali, pensiun dini, dan ancaman pemecatan. Namun, pemangkasan tersebut juga menyebabkan berbagai masalah, seperti keterlambatan pengadaan, peningkatan biaya, dan hilangnya talenta di bidang sains dan teknologi.
DOGE akan tetap berlanjut meskipun tanpa kehadiran Musk. Pemerintah memastikan program ini akan terus menjadi bagian dari reformasi birokrasi. Beberapa sekretaris kabinet telah berdiskusi dengan Gedung Putih mengenai strategi lanjutan, namun mereka juga berhati-hati agar tidak menimbulkan konflik baru dengan Kongres.
Musk, yang telah menghabiskan hampir \$300 juta untuk mendukung kampanye Trump dan kandidat Republik lainnya, menyatakan bahwa ia akan mengurangi kontribusi politiknya secara drastis ke depannya. Ia mengakui bahwa birokrasi pemerintah lebih sulit diatasi daripada yang ia bayangkan sebelumnya dan mengatakan bahwa memperbaiki sistem di Washington merupakan tantangan besar.
Meski kepergiannya menandai akhir dari salah satu periode paling kontroversial dalam sejarah efisiensi pemerintahan, pengaruh Musk dalam dunia politik dan bisnis kemungkinan akan tetap terasa. Ia kini berencana untuk kembali fokus pada perusahaannya, terutama Tesla, yang tengah menghadapi penurunan penjualan dan harga saham.
Simak Juga : Kemandirian Energi di Tengah Dominasi Bahan Bakar Fosil