American Party SC – Keputusan Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal untuk secara resmi mengakui negara Palestina memicu reaksi beragam di dunia internasional. Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, dengan cepat menegaskan bahwa prioritas utama mereka tetap pada keamanan Israel. Pernyataan ini menegaskan posisi Washington bahwa stabilitas kawasan hanya bisa tercapai bila keselamatan Israel dijaga tanpa kompromi.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut langkah pengakuan Palestina oleh negara-negara Barat sebagai sebuah gestur simbolik atau “performatif.” Menurutnya, pengakuan unilateral semacam itu tidak serta-merta membawa perubahan nyata bagi kondisi di lapangan. AS menekankan bahwa diplomasi serius dan langkah negosiasi langsung lebih penting dibandingkan deklarasi politik.
Amerika Serikat menekankan bahwa salah satu agenda mendesak mereka adalah pembebasan para sandera yang masih ditahan oleh kelompok bersenjata di Gaza. Isu ini menjadi sorotan karena dianggap berkaitan langsung dengan keamanan regional. Dengan sandera masih dalam kondisi terancam, Washington berpendapat bahwa fokus diplomasi tidak boleh bergeser terlalu jauh dari upaya penyelamatan nyawa warga sipil.
Selain itu, AS menilai bahwa keberadaan Hamas sebagai aktor utama dalam konflik Palestina-Israel tetap menjadi hambatan besar dalam upaya mencapai perdamaian jangka panjang. Pemerintah AS menyatakan bahwa segala bentuk pengakuan terhadap Palestina tidak akan berarti jika kelompok militan masih memiliki peran dominan dalam pemerintahan. Inilah sebabnya Washington menekankan bahwa keamanan Israel dan pengendalian kelompok bersenjata adalah syarat mutlak menuju stabilitas kawasan.
Baca Juga : Perang Rusia vs Ukraina Jadi Ladang Cuan, Trump Sebut AS Tak Rugi Seperti Biden
Langkah Inggris cs mengakui negara Palestina menuai reaksi positif dari sejumlah pihak. Hamas, misalnya, menyebut pengakuan tersebut sebagai kemenangan diplomasi rakyat Palestina dan mendesak Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Gaza. Sementara itu, Arab Saudi memuji keputusan negara-negara Barat tersebut sebagai wujud komitmen nyata untuk mendorong proses perdamaian di Timur Tengah.
Di sisi lain, Amerika Serikat tetap konsisten dengan pandangannya bahwa pengakuan semacam ini tidak cukup untuk mengubah dinamika konflik. Washington melihat perlunya kesepakatan politik yang lebih komprehensif, di mana keamanan Israel tidak bisa dinegosiasikan. Perbedaan sikap ini menandai adanya jurang pandangan antara AS dan sebagian sekutunya di Eropa maupun Asia Pasifik.
Untuk memperjelas sikap Washington, berikut adalah beberapa poin utama dari pernyataan yang disampaikan usai Inggris dan negara sekutunya mengakui Palestina:
Gestur Simbolik
AS menilai pengakuan Palestina oleh Inggris cs lebih bersifat simbol politik ketimbang kebijakan strategis yang berdampak nyata di lapangan.
Keamanan Israel Prioritas Utama
Washington menekankan bahwa keselamatan Israel tetap menjadi fokus utama, terutama menghadapi ancaman dari Hamas dan kelompok bersenjata lain.
Pembebasan Sandera Mendesak
AS menegaskan bahwa upaya diplomasi tidak boleh melupakan isu sandera, yang dianggap krusial bagi keamanan kawasan.
Perdamaian dan Kemakmuran Regional
Menurut AS, kondisi damai hanya bisa dicapai bila ada kontrol ketat terhadap kelompok militan dan komitmen kedua belah pihak untuk menghentikan kekerasan.
Keputusan Inggris dan sekutunya memperlihatkan adanya perubahan arah kebijakan luar negeri negara-negara Barat. Selama ini, sebagian besar sekutu AS menahan diri untuk tidak mengakui Palestina secara resmi. Namun, meningkatnya krisis kemanusiaan di Gaza membuat mereka mengambil langkah berani untuk menekan Israel dan menunjukkan dukungan kepada rakyat Palestina.
Bagi Amerika Serikat, langkah ini menjadi tantangan diplomatik tersendiri. Di satu sisi, Washington harus menjaga solidaritas dengan sekutu tradisionalnya. Di sisi lain, mereka tidak bisa mengabaikan komitmen kuat terhadap keamanan Israel. Hal ini berpotensi menciptakan perbedaan pendekatan yang makin tajam dalam forum-forum internasional, termasuk di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Simak Juga : DPR Dorong Usulan Tax Amnesty, Menkeu Purbaya Tegas Menolak Demi Jaga Kepatuhan Pajak
Meski menyebut pengakuan Palestina sebagai gestur simbolis, Amerika Serikat tetap menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara. Namun, AS menekankan bahwa implementasi solusi tersebut harus melalui jalur diplomasi yang memperhitungkan keamanan Israel. Dengan kata lain, Washington tidak menolak ide negara Palestina, tetapi menuntut adanya jaminan keamanan yang jelas sebelum langkah konkret diambil.
Ke depan, dunia akan terus menyaksikan bagaimana dinamika ini berkembang. Apakah pengakuan dari Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal menjadi titik awal gelombang baru dukungan internasional terhadap Palestina, ataukah tetap sekadar simbol politik tanpa dampak nyata? Yang jelas, Amerika Serikat masih memegang kunci dalam menentukan arah diplomasi Timur Tengah.
Artikel tentang Keamanan Israel ditulis ulang oleh : Ayu Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : Detik.com