American Party SC – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapatkan dorongan besar dari Mahkamah Agung setelah lembaga tersebut membatasi wewenang pengadilan yang lebih rendah dalam menghalangi kebijakan pemerintah. Keputusan ini menjadi kemenangan penting bagi Trump yang tengah mendorong agenda konservatif, terutama dalam isu sosial dan reformasi birokrasi di pemerintahan federal.
Pemerintahan Trump dengan cepat memanfaatkan keputusan tersebut dengan segera mengajukan kembali permohonan ke pengadilan tingkat bawah untuk mencabut larangan terhadap kebijakan-kebijakan yang sebelumnya diblokir. Salah satu contoh utama adalah pemangkasan pegawai di lembaga-lembaga federal, yang didorong oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), namun sempat tertunda karena perintah pengadilan.
Seorang pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa program efisiensi pemerintah merupakan prioritas penting bagi presiden. Menurutnya, DOGE memiliki peran krusial dalam upaya merampingkan birokrasi dan mempercepat pelaksanaan kebijakan yang dinilai penting oleh Trump.
Sejak awal masa jabatannya, Trump telah berkomitmen untuk mengubah wajah pemerintahan dengan memangkas jumlah pegawai federal, memperketat aturan imigrasi, serta mengurangi anggaran bagi program-program yang tidak sejalan dengan visi pemerintahannya. Namun, sejumlah pengadilan federal sebelumnya mengeluarkan perintah nasional yang membekukan penerapan beberapa kebijakan tersebut.
Baca Juga : Senat Amerika Serikat Dorong Pemotongan Pajak Trump
Putusan Mahkamah Agung pada hari Jumat dipandang sebagai titik balik yang memungkinkan pemerintahan Trump untuk kembali mengajukan kebijakan yang sempat terhenti. Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump menyatakan bahwa ia siap melanjutkan kebijakan-kebijakan penting yang selama ini tertahan. Ia menyebut beberapa di antaranya adalah penghentian pemberian kewarganegaraan berdasarkan kelahiran, pemotongan dana untuk kota perlindungan imigran, serta pelarangan penggunaan dana publik untuk operasi transisi gender.
Menurut Trump, keputusan Mahkamah Agung membuka jalan bagi pemerintahannya untuk bertindak lebih cepat dan efektif dalam menerapkan kebijakan. Ia menyampaikan rasa puas atas keputusan tersebut karena selama ini, menurutnya, banyak kebijakan penting yang tertunda karena campur tangan pengadilan.
Para analis politik menilai bahwa keputusan ini akan memberikan ruang lebih besar bagi Gedung Putih untuk mendorong agenda konservatif. Termasuk pembatasan terhadap program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI), serta membatasi akses layanan kesehatan bagi remaja transgender. Mantan anggota Kongres dari Partai Republik, Carlos Curbelo. Ia menyatakan bahwa Gedung Putih kemungkinan akan lebih agresif dalam menjalankan kebijakan yang mendapat dukungan dari basis pemilih konservatif. Khususnya dalam isu imigrasi dan identitas gender.
Meski demikian, para penentang kebijakan Trump tetap optimis. Mereka menyatakan bahwa keputusan Mahkamah Agung tidak sepenuhnya menutup jalur hukum untuk menantang kebijakan pemerintah secara nasional. Beberapa bentuk gugatan, seperti class action, masih diperbolehkan, termasuk dalam kasus yang menyangkut hukum administrasi federal.
Jaksa Agung negara bagian Washington, Nick Brown, menegaskan bahwa dampak keputusan tersebut terhadap kemenangan hukum yang telah diperoleh negara-negara bagian pimpinan Demokrat kemungkinan akan minimal. Ia menyebut hanya sebagian kecil dari gugatan mereka yang selama ini menghasilkan perintah pengadilan nasional.
Beberapa jam setelah putusan Mahkamah Agung keluar, tim hukum yang menggugat kebijakan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran langsung mengajukan permohonan agar kasus mereka ditangani sebagai gugatan kelompok. Mereka menyatakan bahwa langkah ini akan tetap melindungi anak-anak yang terancam kehilangan hak kewarganegaraan.
Sejumlah pengacara dan ahli hukum menilai bahwa banyak pihak masih salah memahami ruang lingkup putusan Mahkamah Agung. Menurut mereka, jalur hukum masih terbuka jika penggugat menggunakan mekanisme yang tepat.
Putusan tersebut juga diprediksi akan membatasi praktik “forum shopping”, yaitu taktik memilih pengadilan tertentu untuk mendapatkan putusan yang menguntungkan. Artinya, ke depan pemerintah memiliki peluang lebih besar untuk mulai menerapkan kebijakan meski masih menghadapi tantangan hukum di beberapa wilayah.
Menurut mantan pengacara negara bagian Texas, Judd Stone. Keputusan Mahkamah Agung ini menandai berkurangnya kemungkinan bagi penggugat untuk segera mendapatkan larangan nasional terhadap kebijakan federal. Hal ini menjadi keunggulan besar bagi pemerintahan dalam menghindari hambatan awal terhadap kebijakan yang kontroversial.
Simak Juga : Suku Sentinel: Suku Paling Terisolasi dan Misterius di Dunia