American Party SC – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memuji pencapaian ekonominya dalam sebuah rapat umum di Warren, Michigan, pada Selasa, sebagai bagian dari peringatan 100 hari masa jabatannya. Dalam pidatonya yang bergaya kampanye, Trump menekankan keberhasilannya dalam memperbaiki perekonomian nasional dan menyerang kebijakan Partai Demokrat. Ia juga menegaskan bahwa tarif perdagangan yang diberlakukannya akan membangkitkan kembali industri manufaktur dalam negeri.
Trump menyatakan bahwa selama masa kepemimpinannya dari 2017 hingga 2021, Amerika Serikat telah memiliki perekonomian terbaik sepanjang sejarah. Menurutnya, saat ini kondisi tersebut bahkan menjadi lebih baik. Namun, di sisi lain, warga Amerika menunjukkan kekhawatiran terhadap cara Trump menangani isu ekonomi, terutama di tengah inflasi yang terus membayangi.
Dalam pidatonya, Trump kembali melontarkan kritik terhadap Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dengan menyebut bahwa Powell tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Ia juga mengusulkan pemotongan pajak besar-besaran, termasuk penghapusan pajak atas tip, Jaminan Sosial, dan lembur. Rencana ini dinilai para analis dapat memperparah utang nasional yang telah mencapai lebih dari 36 triliun dolar AS.
Rapat umum tersebut diselenggarakan di Macomb Community College, tak jauh dari pusat kota Detroit. Trump memanfaatkan lokasi ini untuk menyoroti pentingnya kebijakan tarif terhadap China dalam melindungi lapangan kerja domestik. Ia menyebut bahwa China telah mencuri jutaan pekerjaan dari Amerika dan bahwa kesepakatan dagang dengan negara tersebut mungkin akan segera tercapai, tetapi harus bersifat adil.
Baca Juga : Amazon Bantah Akan Ungkap Biaya Tarif AS di Situs Webnya
Trump juga menayangkan video propaganda yang menggambarkan keberhasilan pemerintahannya dalam memberantas imigrasi ilegal, termasuk penangkapan dan pemenjaraan anggota geng. Video tersebut disambut sorakan oleh para pendukungnya yang hadir di acara itu. Ia bahkan sempat menyindir para pengkritiknya, termasuk lawan politik dari Partai Demokrat dan memberikan label kepada Presiden Joe Biden, pendahulunya.
Sebelum acara utama, Trump juga berbicara singkat di pangkalan Garda Nasional di Selfridge. Di sana, ia menyoroti rencana investasinya dalam pertahanan nasional senilai satu triliun dolar. Ia menyebut bahwa pangkalan tersebut akan menerima 21 unit pesawat tempur Jet F-15X buatan Boeing, sebagai bagian dari modernisasi militer. Gubernur Michigan dari Partai Demokrat, Gretchen Whitmer, menyambut baik langkah ini dan menyebutnya sebagai kemenangan bipartisan yang akan melindungi lapangan kerja lokal.
Meskipun Trump menekankan bahwa kebijakan tarifnya menjadi penyelamat ekonomi Michigan, sebagian warga tetap skeptis. Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa hanya 42 persen warga yang menyetujui kinerjanya, turun dari 47 persen pada Januari lalu. Persetujuan atas pengelolaan ekonominya pun menurun ke titik terendah, yaitu 36 persen. Banyak warga mulai khawatir bahwa perang dagang yang dipimpin Trump akan menjerumuskan negara ke dalam resesi.
Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh para investor dan pelaku bisnis. Kenaikan tarif yang diberlakukan dinilai para ekonom dapat menghambat perdagangan global, khususnya dengan China. Meskipun demikian, sebagian pendukung Trump menganggap kebijakan ini sebagai langkah penting untuk perubahan jangka panjang. Seorang pensiunan pekerja baja bernama Paul Ruggeri menyatakan bahwa ia siap menghadapi sedikit kesulitan ekonomi demi perubahan yang lebih besar bagi negara.
Sementara itu, Partai Demokrat meluncurkan kritik tajam terhadap Trump melalui slogan “100 hari kekacauan” di gedung Senat. Mereka menuduh presiden telah merusak tatanan konstitusi, merampas hak-hak sipil, dan memperburuk citra Amerika di dunia internasional. Senator Richard Durbin, tokoh senior Demokrat, menuding Partai Republik gagal mengendalikan pemerintahan Trump dan memilih bungkam demi ambisi politik.
Di luar lokasi acara, para demonstran menggelar aksi protes dengan membawa bendera Amerika terbalik dan spanduk bertuliskan penolakan terhadap kebijakan Trump. Aksi ini menjadi simbol ketidakpuasan publik terhadap arah politik dan ekonomi negara di bawah kepemimpinannya.
Simak Juga : Musim Dingin: Outfit Hijab Tetap Chic dan Elegan di Cuaca Dingin