American Party SC – Ketenangan ibadah di sebuah gereja Mormon di Grand Blanc Township, Michigan, berubah menjadi kepanikan pada Minggu, 28 September 2025. Seorang pria berusia sekitar 40-an tahun datang dengan cara yang mengejutkan: ia menabrakkan kendaraannya ke pintu depan bangunan sebelum masuk ke dalam. Setelah berhasil memaksa masuk, pelaku langsung melepaskan tembakan ke arah jemaat yang sedang beribadah.
Dalam suasana penuh kepanikan, suara tembakan bergema di dalam gereja. Jemaat yang hadir berusaha menyelamatkan diri, sementara sebagian lainnya tidak sempat menghindar. Menurut keterangan awal pihak kepolisian, dua orang meninggal dunia di tempat, sementara delapan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Setelah menembak secara brutal, pelaku tidak berhenti di situ. Ia juga mencoba membakar bagian dalam gereja, sehingga kepanikan semakin meningkat. Untungnya, api dapat segera dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran yang datang tidak lama setelah insiden berlangsung. Namun, peristiwa ini memperlihatkan betapa terencana dan destruktifnya aksi yang dilakukan.
Polisi kemudian bergerak cepat untuk menghentikan pelaku. Dalam konfrontasi yang terjadi, pelaku akhirnya tewas. Dengan demikian, jumlah korban meninggal bertambah menjadi empat orang, termasuk pelaku itu sendiri. Aparat masih melakukan penyelidikan lanjutan mengenai identitas serta motif di balik serangan ini.
Baca Juga : AS Cabut Visa Presiden Kolombia Gara-Gara Ikut Demo Pro-Palestina Turun ke Jalan
Pihak berwenang menegaskan bahwa penanganan cepat oleh kepolisian dan pemadam kebakaran berhasil mencegah jumlah korban yang lebih besar. Meski demikian, insiden ini meninggalkan trauma mendalam bagi jemaat yang hadir. Beberapa saksi mata menggambarkan suasana kacau di mana orang-orang berteriak, berlari, dan berusaha mencari perlindungan.
Presiden Amerika Serikat turut mengutuk peristiwa ini. Dalam pernyataan resminya, ia menyebut penembakan tersebut sebagai serangan terarah terhadap komunitas beragama. Ia juga menekankan bahwa kebebasan beribadah harus dilindungi, serta menyerukan agar keamanan di rumah ibadah diperkuat.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut beberapa poin penting dari peristiwa ini:
Fakta-fakta ini menunjukkan betapa seriusnya insiden tersebut serta pentingnya langkah antisipatif agar kejadian serupa tidak terulang.
Peristiwa penembakan di gereja ini kembali membuka luka lama bagi masyarakat Amerika yang kerap menghadapi tragedi serupa. Rasa aman saat beribadah kini kembali dipertanyakan. Jemaat yang selamat mengaku trauma mendalam, dan masyarakat sekitar merasa perlu meningkatkan kewaspadaan.
Lebih jauh, peristiwa ini memicu kembali perdebatan mengenai regulasi senjata api di Amerika Serikat. Setiap kali terjadi penembakan massal, topik tentang pengendalian senjata muncul di ruang publik. Banyak pihak menilai bahwa akses mudah terhadap senjata api menjadi salah satu faktor utama terulangnya tragedi seperti ini.
Simak Juga : Mobilitas Inklusif : Teknologi Transportasi Ramah Difabel di Kota Hijau
Insiden di gereja Mormon Michigan menambah daftar panjang kasus penembakan massal di Amerika Serikat. Tragedi ini mengingatkan bahwa keamanan tempat ibadah harus menjadi prioritas, baik melalui sistem pengamanan, pelatihan evakuasi, maupun kebijakan publik yang lebih tegas terkait senjata api.
Harapan besar muncul agar peristiwa ini dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersatu melawan kekerasan bersenjata. Perlindungan terhadap kebebasan beragama tidak hanya soal retorika, melainkan juga tindakan nyata agar rumah ibadah benar-benar menjadi tempat aman untuk berdoa, bukan lokasi yang menimbulkan ketakutan.
Artikel tentang Gereja Mormon AS ditulis ulang oleh : Ayu Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : CnnIndonesia.com