American Party SC – Sentimen para pengembang perumahan di Amerika Serikat kembali melemah pada bulan Agustus 2025. Indeks kepercayaan yang dirilis oleh Asosiasi Nasional Pembangun Rumah (NAHB) bersama Wells Fargo menunjukkan bahwa optimisme pelaku usaha di sektor perumahan masih tertekan. Tekanan ini terutama disebabkan oleh tingginya suku bunga hipotek serta ketidakpastian ekonomi yang membuat sebagian besar calon pembeli rumah memilih menunda keputusan mereka.
Sentimen Pengembang AS yang tercermin dalam Indeks Pasar Perumahan turun ke level 32 pada bulan Agustus, menyamai posisi terendah sejak Desember 2022. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi para ekonom yang disurvei Reuters, yang sebelumnya memperkirakan akan ada peningkatan menjadi 34. Penurunan ini juga melanjutkan tren pelemahan sejak bulan sebelumnya, di mana indeks tercatat di level 33.
Kondisi tersebut menggambarkan bagaimana para pengembang harus berhadapan dengan pasar yang penuh tantangan. Lebih dari sepertiga perusahaan konstruksi perumahan di Amerika Serikat saat ini memangkas harga rumah, rata-rata sebesar lima persen. Selain itu, hampir dua pertiga pengembang menawarkan berbagai bentuk insentif penjualan agar dapat menarik minat pembeli. Strategi ini ditempuh karena banyak konsumen yang masih menunggu turunnya suku bunga hipotek sebelum berkomitmen membeli rumah.
Jika dilihat dari sub-indeks yang lebih rinci, penilaian terhadap kondisi penjualan rumah saat ini mengalami penurunan. Sementara itu, ekspektasi penjualan untuk beberapa bulan ke depan relatif tidak berubah. Lalu lintas calon pembeli menunjukkan sedikit peningkatan dan bahkan mencapai posisi tertinggi sejak Mei lalu, meskipun tetap berada pada level yang rendah. Secara regional, sentimen pengembang di kawasan Timur Laut jatuh ke titik terendah sejak Januari 2023, sedangkan di wilayah Selatan dan Midwest tidak mengalami perubahan berarti. Di sisi lain, kawasan Barat justru mencatat sedikit perbaikan.
Baca Juga : Tiga Gubernur Republik Kirim Pasukan Garda Nasional ke AS
Ketua NAHB, Buddy Hughes, menekankan bahwa tantangan terbesar pasar perumahan Amerika saat ini terletak pada keterjangkauan harga. Menurutnya, banyak calon pembeli masih menunggu kepastian penurunan suku bunga KPR sebelum mengambil langkah membeli rumah. Ia juga menyoroti hambatan lain yang datang dari sisi pasokan, termasuk regulasi terkait pengembangan lahan dan pembangunan rumah yang dinilai memberatkan pengembang.
Sementara itu, data dari Freddie Mac menunjukkan adanya tanda-tanda pelonggaran suku bunga hipotek dalam beberapa pekan terakhir. Rata-rata suku bunga untuk kredit rumah dengan tenor 30 tahun turun menjadi 6,58 persen, yang merupakan posisi terendah sejak Oktober tahun lalu. Sejak awal 2025, suku bunga hipotek telah turun hampir setengah poin persentase, seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kembali menurunkan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan bulan depan.
Kepala Ekonom NAHB, Robert Dietz, menyatakan bahwa pelemahan pasar perumahan sejalan dengan data ekonomi Amerika Serikat secara keseluruhan. Ia menilai bahwa langkah The Fed menurunkan suku bunga dana federal akan membantu menekan biaya pembangunan perumahan dan pada akhirnya memberi dampak positif pada suku bunga hipotek.
Penggunaan strategi pemangkasan harga dan pemberian insentif memang bukan hal baru bagi para pengembang. Namun, tingkat penggunaannya saat ini tergolong tinggi. Sekitar 37 persen pengembang melakukan pemotongan harga, sedangkan 66 persen lainnya menawarkan berbagai bentuk insentif. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak pandemi COVID-19 berakhir, mencerminkan betapa beratnya tantangan pasar perumahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Di sisi lain, perhatian juga tertuju pada laporan Biro Sensus yang akan dirilis pada Selasa mendatang. Laporan tersebut akan memuat data terbaru mengenai pembangunan rumah baru serta pengajuan izin mendirikan bangunan untuk periode Juli. Kedua indikator ini selama beberapa bulan terakhir masih menunjukkan tren pelemahan. Pada bulan Juni, pembangunan rumah keluarga tunggal turun ke level terendah dalam sebelas bulan terakhir. Sementara itu, izin pembangunan rumah baru anjlok ke titik terendah dalam lebih dari dua tahun.
Para ekonom yang disurvei memperkirakan bahwa data bulan Juli kemungkinan tidak akan menunjukkan perbaikan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar perumahan Amerika masih membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih sepenuhnya. Dengan ketidakpastian suku bunga, biaya pembangunan yang tinggi, serta tantangan regulasi, pengembang perumahan masih harus beradaptasi dengan situasi yang penuh tekanan.
Secara keseluruhan, kondisi ini memperlihatkan bagaimana pasar perumahan Amerika Serikat berada pada fase yang rapuh. Meskipun ada sedikit harapan dari tren penurunan suku bunga hipotek, faktor keterjangkauan harga tetap menjadi masalah utama. Para pengembang, pembeli, maupun pembuat kebijakan harus terus mencari solusi. Yang tepat agar sektor perumahan dapat kembali menjadi motor pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Simak Juga : Pesta Memukul Kepala hingga Berdarah: Tradisi Unik dalam Ritual Ashura