American Party SC – Saham mengalami penurunan tajam hampir 7% dalam perdagangan pra-pasar pada hari Senin. Penurunan ini terjadi setelah CEO Elon Musk mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama America Party. Yang menimbulkan kembali kekhawatiran investor atas komitmennya terhadap perusahaan. Pengumuman tersebut muncul di tengah tekanan yang sudah ada sebelumnya. Termasuk penurunan penjualan dan persaingan yang semakin ketat terhadap saham Tesla.
Musk meluncurkan partai politik barunya pada hari Sabtu. Langkah ini dilakukan setelah terjadi perselisihan terbuka antara dirinya dan mantan Presiden Donald Trump mengenai kebijakan pemotongan pajak serta rancangan undang-undang belanja pemerintah. Ketegangan ini mencapai puncaknya di media sosial pada awal Juni, ketika Trump mengancam akan mencabut subsidi bernilai miliaran dolar yang selama ini diterima oleh perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Tesla.
Baca Juga : Camp Mystic Diterjang Banjir: Tragedi di Tengah Musim Panas
Pengumuman Musk terkait aktivitas politik barunya datang hanya beberapa hari setelah Tesla melaporkan penurunan dalam pengiriman kendaraan untuk kuartal kedua secara berturut-turut. Hal ini semakin memperburuk tekanan terhadap saham perusahaan. Tesla saat ini sedang berjuang menghadapi persaingan yang meningkat di pasar kendaraan listrik serta menghadapi kritik terhadap lini produknya yang dianggap mulai usang.
Menurut Neil Wilson, seorang analis dari Saxo Markets, para investor mengkhawatirkan dua hal utama. Pertama adalah ancaman Trump terhadap subsidi Tesla, dan kedua yang lebih penting adalah perhatian Musk yang dinilai mulai terpecah. Wilson menekankan bahwa fokus Musk seharusnya tertuju pada penyelesaian tantangan bisnis, bukan pada ambisi politik yang baru.
Sejak mencapai rekor harga tertinggi pada bulan Desember, saham Tesla telah kehilangan sekitar 35% dari nilainya. Penurunan ini menjadikan Tesla sebagai perusahaan dengan kinerja saham terburuk di antara kelompok “Magnificent Seven” — tujuh perusahaan teknologi besar AS dengan pertumbuhan tinggi pada tahun ini.
Sebelumnya, pada bulan Mei, investor sempat merasa lega ketika Musk menyatakan akan mengurangi keterlibatannya dalam politik dan tetap menjadi CEO Tesla selama lima tahun ke depan. Saat itu, ia juga diketahui telah menggelontorkan hampir 300 juta dolar untuk mendukung kampanye pemilihan ulang Donald Trump. Namun, pengumuman terbaru tentang pembentukan partai politik baru membuat para investor kembali ragu atas komitmennya terhadap Tesla.
Analis dari Wedbush, Dan Ives, yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia Tesla. Ia menyebut bahwa banyak investor mulai merasa lelah dengan kecenderungan Musk yang terus mencampurkan urusan bisnis dan politik. Reaksi pasar terhadap pengumuman Musk terlihat jelas. Salah satu contohnya adalah keputusan perusahaan investasi Azoria Partners yang menunda peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa dengan fokus pada Tesla.
CEO Azoria Partners, James Fishback, menyampaikan kekhawatirannya secara terbuka di media sosial. Ia menuntut agar dewan direksi Tesla segera memberikan klarifikasi mengenai ambisi politik Musk dan mengevaluasi apakah aktivitas tersebut masih selaras dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin perusahaan. Fishback menilai bahwa partai politik baru tersebut telah mengguncang keyakinan pemegang saham bahwa Musk akan lebih fokus pada Tesla.
Situasi ini memunculkan kembali pertanyaan mengenai peran dan pengaruh dewan direksi Tesla. Ketua dewan Robyn Denholm sebelumnya membantah laporan media yang menyebutkan bahwa dewan tengah mencari pengganti Musk. Namun, hingga kini belum ada langkah nyata dari dewan untuk mengatasi kekhawatiran terkait aktivitas eksternal Musk.
Dewan Tesla memang telah lama dikritik karena dianggap terlalu pasif dalam mengawasi tindakan CEO-nya. Banyak pihak menilai bahwa dewan seharusnya bertindak lebih tegas dalam membatasi keterlibatan Musk di luar perusahaan. Hal ini terutama ketika hal tersebut mulai memengaruhi kinerja saham dan kepercayaan pasar. Ann Lipton, profesor hukum bisnis dari Universitas Colorado, menyebut bahwa dalam situasi seperti ini, dewan direksi seharusnya mempertimbangkan langkah-langkah serius, termasuk kemungkinan pergantian CEO jika Musk tidak membatasi aktivitas politiknya.
Saat ini, Elon Musk masih memimpin lima perusahaan besar, termasuk Tesla dan SpaceX. Dengan ambisi politik yang baru diumumkan, tekanan terhadap kemampuannya untuk membagi fokus akan semakin besar. Sementara itu, para pemegang saham dan pasar secara keseluruhan terus menunggu langkah nyata dari dewan direksi untuk menjaga stabilitas perusahaan dalam menghadapi dinamika ini.
Simak Juga : Mengenal Chanoyu: Seni Upacara Minum Teh Jepang