American Party SC –Platform Meta kembali menarik perhatian dunia teknologi dengan rencana investasi yang bisa mencapai lebih dari USD 10 miliar ke dalam Scale AI, salah satu startup pelabelan data terkemuka di dunia. Kabar ini pertama kali mencuat dari laporan Bloomberg pada Minggu, 8 Juni 2025. Hal ini langsung menciptakan spekulasi besar di kalangan pengamat industri kecerdasan buatan.
Jika terealisasi, langkah ini tidak hanya akan memperkuat posisi Meta dalam pengembangan model AI skala besar. Tetapi juga memberi dampak signifikan terhadap ekosistem AI global terutama di sektor data labeling, yang selama ini kurang mendapat sorotan namun krusial bagi keberhasilan sistem AI.
Didirikan pada tahun 2016 oleh Alexandr Wang, Scale AI awalnya fokus pada layanan pelabelan data untuk industri otomotif otonom. Namun seiring waktu, layanannya meluas mencakup berbagai sektor mulai dari teknologi konsumen hingga kontrak militer AS.
Perusahaan ini menyediakan platform yang memungkinkan data mentah seperti gambar, teks, atau suara diberi label secara akurat dan efisien. Hal ini bertujuan agar bisa digunakan sebagai materi pelatihan untuk model AI. Ini mencakup tugas seperti identifikasi objek, transkripsi percakapan, hingga anotasi perilaku manusia dalam video.
Beberapa klien utamanya meliputi OpenAI, Amazon, Meta, Microsoft, dan pemerintah AS. Dengan pendapatan tahun 2024 mencapai hampir USD 870 juta. Scale AI kini diperkirakan memiliki valuasi di atas USD 14 miliar dan bisa meningkat hingga USD 25 miliar jika putaran pendanaan ini sukses.
Baca Juga : Citizen Hadirkan Jam Tangan Diver Promaster Aqualand Edisi 40 Tahun Anniversary
Ada beberapa alasan mengapa Meta sangat tertarik untuk memperkuat kemitraan dengan Scale AI:
Kebutuhan Data Berkualitas Tinggi
Model AI seperti Llama atau platform Vision AI buatan Meta membutuhkan data dalam jumlah besar dan berkualitas tinggi. Investasi di Scale AI memungkinkan Meta untuk mengakses dan mengendalikan rantai pasok data pelatihan mereka secara langsung.
Mengurangi Ketergantungan pada Vendor Eksternal
Dengan menjadi investor strategis, Meta dapat mengurangi biaya jangka panjang dan mempercepat waktu peluncuran produk AI baru, termasuk chatbot, sistem rekomendasi, dan alat generatif lainnya.
Sinergi untuk Riset dan Pengembangan
Meta dikenal aktif dalam riset AI terbuka. Dengan Scale AI, mereka bisa membangun ekosistem pelabelan data dan evaluasi AI yang lebih efisien dan terintegrasi.
Persaingan dengan Google dan OpenAI
Investasi ini juga menjadi upaya untuk mengejar ketertinggalan atau memperkuat posisi dalam persaingan dengan raksasa AI lainnya.
Menurut laporan Bloomberg, Meta tidak berencana mengambil alih kepemilikan penuh, tetapi lebih condong pada investasi sebagai pemegang saham minoritas. Ini memungkinkan mereka tetap menjaga fleksibilitas sambil mendapatkan akses dan pengaruh strategis.
Pendekatan ini mencerminkan tren baru di industri teknologi. Perusahaan besar memilih untuk memperkuat ekosistem mereka melalui kemitraan dalam, bukan akuisisi langsung. Ini berbeda dari strategi akuisisi agresif yang lebih umum pada dekade sebelumnya.
Baca Juga : Pil Aborsi Mifepristone: Empat Negara Bagian Desak FDA Cabut Pembatasan
Langkah ini memiliki dampak jauh lebih besar daripada sekadar transaksi bisnis. Berikut beberapa kemungkinan efek jangka panjangnya:
Konsolidasi Ekosistem Data Labeling
Jika Scale AI memperluas dominasi, maka layanan pelabelan data bisa menjadi lebih terkonsentrasi di tangan beberapa pihak besar. Ini membuka diskusi baru soal keterbukaan akses dan transparansi data.
Peningkatan Kualitas dan Kecepatan Produksi AI
Dengan akses langsung ke data yang bersih dan terstandarisasi, pengembangan model AI bisa dipercepat tanpa mengorbankan akurasi.
Etika dan Regulasi Data
Karena Scale AI juga bekerja sama dengan militer AS dan instansi pemerintah, keterlibatan Meta bisa memunculkan perhatian publik terkait batasan penggunaan data dan privasi.
Pengaruh terhadap Startup AI Lainnya
Jika kesepakatan ini sukses, bisa jadi investor lain akan berbondong-bondong mencari startup AI yang memiliki peran “pendukung infrastruktur” seperti labeling, verifikasi, atau evaluasi model.
Banyak pelabelan data yang dilakukan oleh tenaga kerja dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, Filipina, dan India. Scale AI mengelola platform crowdsourcing seperti Remotasks, yang selama ini digunakan oleh ribuan pekerja di wilayah Asia Tenggara.
Dengan tambahan modal besar dari Meta, sangat mungkin platform seperti Remotasks akan berkembang lebih jauh. Ini bisa memberi peluang kerja digital berskala global bagi masyarakat Indonesia. Meski juga harus diimbangi dengan peningkatan standar perlindungan pekerja dan transparansi pembayaran.