American Party SC – Untuk pertama kalinya dalam sejarah politik Amerika Serikat, seorang senator secara terbuka menyebut bahwa telah terjadi genosida di Gaza. Pernyataan ini datang dari Senator Bernie Sanders yang sebelumnya dikenal kritis terhadap kebijakan luar negeri AS, terutama dukungan tanpa syarat terhadap Israel. Dengan menyatakan istilah yang berat secara hukum dan moral, langkah ini menimbulkan gelombang diskusi di Washington maupun dunia internasional.
Sanders menekankan bahwa Israel memang memiliki hak untuk membela diri, tetapi cara yang ditempuh telah melampaui batas. Menurutnya, operasi militer yang berlangsung terus-menerus di Gaza tidak lagi sekadar melawan kelompok bersenjata, tetapi juga menghancurkan infrastruktur, layanan dasar, dan kehidupan sipil Palestina secara luas. Itulah yang menjadi dasar penggunaan istilah genosida di Gaza, sebuah tuduhan yang membawa konsekuensi diplomatik besar.
Pernyataan Sanders tidak datang begitu saja. Beberapa hari sebelumnya, sebuah komisi penyelidikan PBB merilis laporan resmi yang menyatakan bahwa tindakan Israel memenuhi sejumlah kriteria hukum internasional untuk disebut genosida di Gaza. Laporan tersebut didasarkan pada dokumentasi, wawancara saksi mata, hingga analisis citra satelit.
Dalam laporan itu, disebutkan bahwa tindakan yang dilakukan meliputi pembunuhan massal, pengungsian paksa, hingga penciptaan kondisi hidup yang membahayakan kelangsungan suatu kelompok. Semua elemen itu sesuai dengan definisi genosida yang termaktub dalam Konvensi Genosida PBB tahun 1948. Dengan adanya rujukan kuat ini, pernyataan Sanders memperoleh legitimasi hukum dan politik yang lebih solid di mata publik global.
Baca Juga : Kekerasan Politik Jelang Pemilu. Pemerintah AS Tetapkan Kebijakan Baru
Pernyataan tentang genosida di Gaza langsung menimbulkan respons cepat dari berbagai pihak. Pemerintah Israel dengan tegas menolak tuduhan itu, menyebutnya bias dan tidak mencerminkan fakta lapangan. Mereka berargumen bahwa operasi militer masih diarahkan pada kelompok bersenjata dan bukan pada penduduk sipil secara keseluruhan.
Sementara itu, Gedung Putih mengambil posisi hati-hati. Pemerintahan AS tetap menyebut bahwa konflik di Gaza adalah perang melawan militan Hamas, bukan upaya sistematis untuk menghancurkan populasi Palestina. Namun, pernyataan Sanders membuka celah baru bagi perdebatan di Kongres, terutama di kalangan Demokrat progresif yang semakin vokal menentang dukungan militer berlebihan kepada Israel.
Untuk memahami mengapa isu ini begitu kontroversial, ada beberapa faktor utama yang memperkuat tuduhan genosida di Gaza. Berikut poin-poin penting yang sering menjadi dasar argumen pengamat dan lembaga internasional:
Tingginya Korban Sipil: Ribuan warga sipil Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, menjadi korban dalam operasi militer.
Penghancuran Infrastruktur Dasar: Rumah sakit, sekolah, dan jaringan listrik hancur sehingga warga kehilangan akses kebutuhan pokok.
Pengungsian Massal: Jutaan warga terpaksa meninggalkan rumah dan hidup di tenda atau lokasi sementara dengan kondisi tidak layak.
Krisis Kemanusiaan: Kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan menciptakan penderitaan yang meluas dan berkelanjutan.
Durasi Konflik yang Panjang: Eskalasi yang tak kunjung berhenti menimbulkan kondisi hidup yang berisiko menghancurkan populasi dalam jangka panjang.
Poin-poin tersebut semakin menguatkan argumen bahwa situasi di Gaza bukan sekadar konflik bersenjata biasa, melainkan masuk ke ranah kejahatan internasional paling serius.
Simak Juga : AI Kini Bisa Mendeteksi Depresi Lewat Ekspresi Wajah
Penggunaan istilah genosida di Gaza oleh seorang senator AS membuka babak baru dalam politik luar negeri Amerika. Tekanan semakin besar terhadap pemerintah untuk meninjau kembali dukungan finansial dan militer kepada Israel. Sejumlah anggota parlemen lain mulai ikut bersuara, menuntut adanya pembatasan penjualan senjata maupun evaluasi bantuan tahunan.
Di sisi internasional, pernyataan ini memberi semangat bagi kelompok hak asasi manusia dan organisasi kemanusiaan untuk menuntut langkah konkret. Potensi munculnya resolusi baru di PBB maupun tekanan diplomatik dari negara-negara lain bisa semakin memperkuat isolasi politik terhadap Israel. Selain itu, isu ini juga diprediksi memengaruhi opini publik global, di mana semakin banyak masyarakat sipil yang menyerukan keadilan untuk Palestina.
Artikel tentang Genosida di Gaza ditulis ulang oleh : Rahma Azhari | Editor : Micheal Halim
Sumber Informasi : Detik.com