American Party SC – Senator Marco Rubio dari Partai Republik, yang dikenal sebagai tokoh garis keras terhadap Tiongkok dan pendukung setia Israel. Hal ini diperkirakan akan dengan mudah lolos dalam proses konfirmasi sebagai Menteri Luar Negeri di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Sidang pencalonannya dijadwalkan berlangsung di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat, di mana Rubio telah bertugas selama 14 tahun. Proses ini diperkirakan akan berjalan lancar dengan dukungan bipartisan yang signifikan. Berbeda dengan beberapa calon Trump lainnya yang menghadapi kritik tajam.
Rubio, yang merupakan putra imigran dari Kuba, akan menjadi Menteri Luar Negeri pertama di Amerika Serikat yang berasal dari keturunan Hispanik. Rekam jejaknya sebagai anggota Komite Hubungan Luar Negeri dan Komite Intelijen Senat sejak 2011 menjadikannya kandidat yang berpengalaman. Dukungan terhadap pencalonannya datang dari berbagai pihak, termasuk Senator Demokrat Jeanne Shaheen, yang memuji kualifikasi Rubio dan menantikan penjelasan terkait kebijakan luar negerinya, khususnya untuk Ukraina dan Timur Tengah.
Rubio dikenal sebagai pendukung kebijakan tegas dalam menghadapi Tiongkok. Dia adalah salah satu pengkritik utama catatan hak asasi manusia di negara tersebut. Rubio juga mendukung para aktivis demokrasi Hong Kong, yang menyebabkan dirinya dikenai sanksi oleh pemerintah Tiongkok pada tahun 2020. Jika terkonfirmasi, ia akan menjadi Menteri Luar Negeri pertama yang berada di bawah sanksi perjalanan aktif dari Tiongkok. Sikap Rubio terhadap Tiongkok dipandang sebagai bagian dari pendekatan bipartisan yang kuat di Washington untuk menghadapi pengaruh negara tersebut.
Baca Juga : Petugas Pemadam Kebakaran Berjuang Melawan Amukan Kebakaran di Tengah Angin Santa Ana
Namun, Rubio tidak luput dari kritik. Beberapa pendukung utama Trump menganggap pandangannya terlalu tradisional dan tidak sepenuhnya sejalan dengan kebijakan “America First” yang diusung Trump. Meskipun demikian, pandangan Rubio baru-baru ini cenderung lebih selaras dengan kepemimpinan partainya. Misalnya, ia memberikan suara menentang paket bantuan militer besar untuk Ukraina pada April 2024, meskipun sebelumnya mendukung bantuan serupa pada 2022. Rubio menilai bahwa Kyiv seharusnya mencari solusi negosiasi dengan Rusia daripada terus mengejar pengembalian wilayah yang telah dikuasai Moskow.
Dalam hal kebijakan terhadap Kuba, pencalonan Rubio menandakan kelanjutan dari pendekatan keras pemerintahan Trump terhadap pemerintahan Komunis di negara tersebut. Rubio, yang dikenal sebagai pengkritik pemerintah Kuba, mendukung kebijakan untuk memperketat sanksi terhadap pulau itu. Pendekatan ini bertolak belakang dengan upaya mantan Presiden Barack Obama yang mencoba meredakan hubungan dengan Kuba. Sementara itu, Presiden Joe Biden mengumumkan niat untuk melonggarkan sanksi terhadap Kuba, dengan harapan langkah tersebut dapat memicu pembebasan tahanan politik di negara tersebut.
Dukungan Rubio terhadap Israel juga menjadi sorotan. Ia dikenal sebagai pendukung kuat langkah-langkah Israel dalam menghadapi kelompok militan di Gaza. Rubio secara terbuka menyatakan bahwa Israel perlu menghancurkan sepenuhnya elemen-elemen Hamas, yang ia sebut sebagai ancaman besar bagi keamanan.
Meskipun beberapa calon lain dalam kabinet Trump menghadapi keraguan, seperti Pete Hegseth untuk posisi Menteri Pertahanan dan Tulsi Gabbard untuk Direktur Intelijen Nasional, Rubio diperkirakan akan dengan mudah memenangkan dukungan di Senat. Jika sidang berjalan sesuai harapan, Rubio akan resmi menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada 20 Januari, bersamaan dengan pelantikan Trump untuk masa jabatan kedua.
Simak Juga : Astra Digital Training Program 2025