American Party SC – American Airlines kembali melanjutkan penerbangannya setelah terjadi gangguan teknis. Yang memaksa maskapai ini menghentikan sementara operasional mereka selama satu jam pada Malam Natal. Insiden ini menyebabkan gangguan signifikan bagi ribuan penumpang dalam salah satu periode perjalanan tersibuk sepanjang tahun. Masalah yang terjadi terkait dengan perangkat keras jaringan yang dikelola oleh DXC Technology. Penyedia layanan sistem operasi yang bertanggung jawab untuk memelihara operasional penerbangan maskapai tersebut.
Meskipun gangguan ini cukup mengganggu, durasi penghentian yang singkat memungkinkan American Airlines. Demi menghindari kerusakan lebih besar yang bisa terjadi jika masalah berlangsung lebih lama. Penerbangan yang dijadwalkan pada hari tersebut mencapai 3.901, dengan 19 di antaranya dibatalkan, sesuai data dari firma analisis penerbangan Cirium. Namun, tingkat ketepatan waktu penerbangan cukup rendah. Hanya 37% dari penerbangan yang berangkat tepat waktu dan 36% yang tiba tepat waktu.
Baca Juga : Dugaan Korupsi Wali Kota New York Eric Adams: Pengusaha Mengaku Bersalah
Para pelanggan yang terdampak mengungkapkan keluhan mereka, terutama terkait dengan pembatalan penerbangan dan ketidakpastian mengenai waktu penyelesaian gangguan. Beberapa juga mengungkapkan kesulitan dalam melakukan pengembalian uang atau menyusun rencana perjalanan ulang karena masalah sistem yang terjadi secara nasional. Salah satu pengguna di platform X menyampaikan bahwa gangguan teknis ini berdampak pada penerbangan yang dibatalkan tanpa adanya perkiraan waktu. Hal ini semakin menyulitkan penumpang untuk mengatur koneksi atau pengembalian uang.
Gangguan yang terjadi pada hari Selasa ini menambah daftar panjang masalah teknis yang dialami oleh operator maskapai penerbangan dalam beberapa tahun terakhir. Dua tahun lalu, Southwest Airlines juga menghadapi gangguan besar yang menyebabkan pembatalan hampir 17.000 penerbangan . Serta meninggalkan dua juta penumpang terlantar. Akibat kejadian tersebut, Southwest Airlines dihukum denda sebesar $140 juta, yang menjadi denda perdata terbesar yang pernah dijatuhkan akibat gangguan perjalanan. Meskipun maskapai penerbangan telah melakukan perbaikan pada sistem perangkat lunak mereka dan meningkatkan langkah-langkah keamanan siber. Gangguan semacam ini masih sering terjadi, terutama dengan adanya eksodus pekerja terampil selama pandemi.
American Airlines, yang mengoperasikan ribuan penerbangan per hari ke lebih dari 350 tujuan di lebih dari 60 negara, mengandalkan sistem manajemen yang canggih untuk mengatur operasional penerbangannya. Namun, gangguan yang terjadi pada hari Selasa disebabkan oleh kegagalan sistem otomatis dalam menghitung atau menyediakan data berat dan keseimbangan yang diperlukan untuk keberangkatan pesawat secara legal. Data tersebut meliputi massa penumpang, bagasi, kargo, dan pusat gravitasi pesawat yang sangat penting untuk keselamatan penerbangan. Gangguan ini juga memengaruhi sistem yang digunakan untuk menghitung daya mesin dan kinerja pesawat saat lepas landas.
Selain itu, pusat penerbangan utama American Airlines di Dallas-Fort Worth juga mengalami penundaan kedatangan dan keberangkatan, yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi cuaca buruk. Sejumlah faktor eksternal ini, ditambah dengan gangguan teknis, membuat perjalanan Malam Natal semakin rumit bagi banyak penumpang yang sudah mempersiapkan diri untuk liburan mereka.
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengonfirmasi bahwa American Airlines melaporkan gangguan teknis pada operasional mereka. Namun, pihak FAA menyerahkan penanganan lebih lanjut kepada maskapai tersebut. Sementara itu, Badan Keamanan Transportasi (TSA) memperkirakan bahwa lebih dari 40 juta penumpang akan diperiksa selama periode liburan ini, menambah tantangan bagi seluruh sistem transportasi udara.
American Airlines berusaha mengatasi dampak gangguan ini secepat mungkin, meskipun banyak penumpang yang berharap agar masalah serupa tidak terulang lagi, terutama di masa puncak perjalanan liburan. Dengan meningkatnya permintaan penerbangan selama musim liburan, setiap gangguan teknis dapat berdampak besar pada penumpang dan operasional maskapai.
Simak Juga : Model FSLSM untuk Pembelajaran Daring Adaptif