American Party SC – Seorang eksekutif konstruksi yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi terkait Wali Kota New York City, Eric Adams, dikabarkan akan mengaku bersalah. Informasi ini muncul dalam dokumen pengadilan pada Senin, di mana pengusaha tersebut, Erden Arkan, dituduh memberikan sumbangan ilegal kepada tim kampanye Adams. Langkah ini dilakukan saat Adams, yang merupakan politisi dari Partai Demokrat, sedang bersiap menghadapi persidangan pada April mendatang, menjelang kampanye pemilihannya kembali.
Jaksa federal di Manhattan menyatakan dalam dokumen tersebut bahwa Arkan berencana mengakui satu tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan lewat kawat. Tuduhan ini berkaitan dengan perannya dalam menyalurkan sumbangan yang dianggap tidak sah. Sumbangan tersebut diduga diberikan atas nama orang lain, bukan atas nama donatur sebenarnya. Dana ini digunakan untuk mendukung kampanye Adams pada pemilihan wali kota New York tahun 2021. Pengakuan bersalah ini diperkirakan akan memperkuat posisi jaksa dalam persidangan yang direncanakan dimulai pada 21 April.
Baca Juga : Tersangka Pembunuhan CEO UnitedHealth Hadapi Dakwaan Terorisme
Pengacara Adams, Alex Spiro, belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar mengenai perkembangan ini. Sementara itu, juru bicara kantor Jaksa AS di Manhattan, Nicholas Biase, juga menolak untuk memberikan komentar. Hal serupa dilakukan oleh Jonathan Rosen, pengacara Arkan, yang memilih untuk tidak memberikan pernyataan terkait kasus ini.
Adams sebelumnya menghadapi tuduhan lain terkait dugaan penerimaan keuntungan tidak sah. Pada bulan September, ia membantah tuduhan bahwa dirinya menerima fasilitas diskon berupa penginapan di hotel mewah senilai lebih dari $90.000 dan peningkatan kelas penerbangan dari pejabat Turki. Tuduhan tersebut menyebutkan bahwa keuntungan tersebut diberikan sebagai imbalan atas bantuan Adams dalam menekan petugas pemadam kebakaran kota agar mengizinkan pembukaan konsulat baru Turki di Manhattan pada tahun 2021, meskipun terdapat masalah keamanan.
Selain itu, Adams juga dituduh meminta dan menerima sumbangan ilegal dari warga negara asing untuk mendukung kampanyenya. Jaksa menyatakan bahwa Arkan adalah tokoh terkemuka dalam komunitas Turki di New York City. Ia diduga memberikan sumbangan kecil kepada Adams atas permintaan seorang pejabat Turki. Hal ini menambah kompleksitas kasus yang saat ini sedang dihadapi oleh Adams.
Dalam perkembangan terpisah, mantan Presiden Donald Trump pekan lalu menyatakan bahwa ia akan mempertimbangkan untuk memberikan pengampunan kepada Adams setelah dirinya dilantik kembali pada 20 Januari mendatang. Trump, yang berasal dari Partai Republik, mengklaim bahwa Adams menjadi sasaran karena kritiknya terhadap cara Presiden Joe Biden menangani isu migrasi. Masalah migrasi menjadi salah satu isu utama dalam kampanye Trump.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan tokoh politik terkemuka dan pengusaha berpengaruh. Dengan adanya pengakuan bersalah dari Arkan, perhatian kini tertuju pada bagaimana hal ini akan memengaruhi proses hukum terhadap Adams. Persidangan pada April mendatang diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut terkait tuduhan yang ada. Sementara itu, Adams tetap teguh menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah atas semua tuduhan yang diarahkan kepadanya.
Kasus ini juga mengungkapkan praktik sumbangan kampanye yang tidak transparan, yang sering kali melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan tertentu. Dalam konteks ini, upaya hukum yang dilakukan oleh jaksa diharapkan dapat menjadi langkah untuk menegakkan integritas dalam proses pemilihan umum di Amerika Serikat. Pengawasan terhadap dana kampanye menjadi isu penting yang terus mendapatkan perhatian, terutama dalam upaya mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat publik.
Simak Juga : Mengelola Emosi Orangtua dalam Menghadapi Anak yang Sulit Diatur