American Party SC – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat dari Partai Republik, Don Bacon, dikabarkan tidak akan mencalonkan diri kembali dalam pemilu mendatang. Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh media Punchbowl News dan kemudian diperkuat oleh The New York Times, yang menyebutkan bahwa pengumuman resmi dari Bacon diperkirakan akan dilakukan pada hari Senin. Keputusan ini membuka peluang besar bagi Partai Demokrat untuk merebut kursi dari wilayah yang cukup kompetitif di negara bagian Nebraska.
Don Bacon merupakan salah satu dari sedikit politisi Partai Republik yang kerap mengambil sikap berbeda dari mantan Presiden Donald Trump. Dalam lima masa jabatannya sebagai wakil dari distrik yang mencakup wilayah Omaha. Bacon dikenal vokal menyuarakan pandangan yang tidak selalu sejalan dengan kepemimpinan partainya. Distrik yang ia wakili merupakan wilayah penting dalam pemilu, yang pada Pilpres 2024 lalu dimenangkan oleh Wakil Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dengan selisih empat poin persentase atas Trump.
Ketidakhadiran Bacon dalam kontestasi pemilu mendatang dinilai dapat menjadi keuntungan strategis bagi Partai Demokrat. Yang tengah berupaya merebut kembali mayoritas kursi di DPR. Saat ini, Partai Republik memegang kendali di DPR dengan mayoritas yang sangat tipis, yaitu hanya tiga kursi. Dengan mundurnya Bacon, peluang Demokrat untuk mengamankan kursi tambahan dan mendekati atau bahkan merebut mayoritas pun semakin terbuka.
Baca Juga : Kasus Kewarganegaraan: Mahkamah Agung Batasi Wewenang
Don Bacon, yang kini berusia 61 tahun, adalah pensiunan jenderal dari Angkatan Udara AS dan menjabat sebagai anggota Komite Angkatan Bersenjata DPR. Dalam beberapa tahun terakhir, ia semakin terlihat mengambil sikap independen dalam isu-isu penting, terutama yang melibatkan mantan Presiden Trump. Salah satu contohnya adalah ketika ia mengusulkan pemecatan Menteri Pertahanan Pete Hegseth atas dugaan penyalahgunaan informasi militer sensitif yang dikirimkan melalui saluran pribadi.
Selain itu, Bacon juga mengkritik pendekatan Trump terhadap konflik di Ukraina. Ia menyatakan keprihatinannya terhadap sikap mantan presiden yang dinilai terlalu lunak terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dalam upaya memperkuat transparansi dan pembatasan kekuasaan eksekutif. Bacon turut menyusun rancangan undang-undang yang mewajibkan presiden untuk mendapatkan persetujuan kongres sebelum menetapkan tarif perdagangan baru. Ia juga mengkritik keputusan Gedung Putih yang sempat membekukan dana federal yang telah disetujui oleh kongres. Hal ini menunjukkan posisinya yang pro pada tata kelola yang konstitusional.
Sikap independen Bacon sering kali memicu kritik dari kalangan pendukung setia Trump, terutama di media sosial. Meski begitu, ia tetap mempertahankan pendiriannya dan menyatakan bahwa keputusannya untuk tidak mencalonkan diri kembali merupakan hasil dari pertimbangan pribadi dan keluarga. Pada bulan April lalu, ia sempat menyampaikan bahwa masa depannya di dunia politik akan diputuskan pada musim panas. Ia menambahkan bahwa ia ingin tetap merasa produktif dan memberikan kontribusi nyata. Namun pencalonan untuk masa jabatan keenam merupakan keputusan besar yang harus dibahas secara mendalam bersama keluarganya.
Dengan keputusan ini, Partai Republik kehilangan salah satu anggotanya yang berpengaruh dan memiliki rekam jejak panjang di bidang pertahanan dan kebijakan luar negeri. Sementara itu, Partai Demokrat kini memiliki kesempatan besar untuk memperluas pengaruhnya di DPR. Terutama di tengah dinamika politik nasional yang masih terus berkembang menjelang pemilu berikutnya.
Simak Juga : Hijab Olahraga untuk Jalan Sehat yang Stylish dan Nyaman