American Party SC – Donald Trump kembali dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada hari Senin. Trump memulai masa jabatan keduanya yang dipenuhi janji perubahan besar pada Gedung Putih. Meskipun masa jabatannya penuh gejolak, Trump bertekad untuk mendorong kekuasaan eksekutif, mengurangi kebijakan imigrasi. Serta memperkuat posisi politik domestik serta internasional Amerika. Sebelum pelantikannya dimulai, para pembantunya sudah mempersiapkan beberapa langkah eksekutif yang segera ditandatangani.Hal ini termasuk 10 tindakan utama yang berfokus pada keamanan perbatasan dan kebijakan imigrasi yang menjadi prioritas utamanya.
Trump berencana untuk mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan. Serta mengirimkan pasukan bersenjata untuk memperkuat pengawasan dan menegakkan kebijakan imigrasi yang lebih ketat. Salah satu kebijakan yang akan dilaksanakan adalah mengharuskan pencari suaka untuk menunggu di Meksiko hingga proses pengadilan mereka selesai di AS. Kebijakan-kebijakan tersebut, yang sebelumnya pernah diberlakukan. Bagian ini menjadi hal utama dari rencana besar Trump untuk memulihkan dan memperkuat posisi Amerika.
Baca Juga : Perayaan Kemenangan dan Persiapan Pelantikan Trump di Washington DC
Pelantikan kali ini menjadi momentum bagi Trump, yang sebelumnya selamat dari dua pemakzulan, satu hukuman pidana. Serta beberapa dakwaan yang terkait dengan upaya membatalkan hasil Pemilu 2020. Setelah mengalahkan Joe Biden dalam pemilu 2024, Trump kembali dengan semangat tinggi, bertekad untuk mengembalikan kekuasaannya di Gedung Putih. Pelantikan ini juga berlangsung di tengah suhu politik yang lebih tinggi. Setelah serangan terhadap Gedung Capitol oleh pendukung Trump pada 6 Januari 2021 yang berujung pada kerusuhan besar.
Salah satu langkah pertama yang diambil Trump setelah dilantik adalah memberikan pengampunan kepada lebih dari seribu orang yang terlibat dalam insiden tersebut. Selain itu, ia juga berencana untuk mengembalikan hukuman mati federal, yang sempat dihentikan oleh pemerintahan Biden. Trump akan menandatangani perintah eksekutif untuk mengubah kebijakan keberagaman dan kesetaraan di pemerintahan federal, yang selama ini menjadi program penting di bawah pemerintahan sebelumnya.
Di sisi luar negeri, Trump menunjukkan sikap skeptis terhadap aliansi internasional yang sudah terbentuk pasca-Perang Dunia Kedua, dan lebih memilih pendekatan yang lebih keras dan mengutamakan kepentingan nasional. Ia bahkan menyatakan keinginannya untuk memperluas pengaruh Amerika, dengan membicarakan isu-isu seperti penguasaan Terusan Panama dan Greenland, serta mengenakan tarif baru terhadap mitra dagang terbesar AS. Semua langkah ini menunjukkan bahwa Trump berkomitmen untuk memimpin dengan pendekatan yang lebih keras, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Dalam pidato pelantikannya, Trump menyatakan bahwa negara tengah mengalami perubahan besar. Ia berjanji untuk memulihkan Amerika secara menyeluruh dan memulai “revolusi akal sehat.” Dalam hal ini, ia berencana untuk menggantikan sejumlah birokrat yang tidak sejalan dengan visinya, dengan menggandeng mereka yang memiliki kesetiaan terhadapnya. Ini menjadi bagian dari upaya besar Trump untuk merombak struktur pemerintahan AS yang dianggapnya sudah ketinggalan zaman.
Keamanan pelantikan kali ini diperketat setelah meningkatnya kekerasan politik yang terjadi selama kampanye, termasuk dua upaya pembunuhan terhadap Trump. Berbagai perayaan, termasuk parade dan pesta pelantikan, juga diselenggarakan dengan lebih sederhana. Sehubungan dengan beberapa acara dipindahkan ke tempat tertutup untuk menghindari potensi kerusuhan. Semua perubahan ini menunjukkan bahwa meskipun Trump berhasil kembali ke Gedung Putih. Tantangan besar tetap menantinya baik di dalam negeri maupun dalam hubungan internasional.
Sebagai presiden tertua yang pernah dilantik, Trump akan memulai masa jabatannya dengan tantangan besar. Keputusan-keputusan yang diambil pada hari-hari pertama masa jabatannya, seperti pembatalan kebijakan keberagaman dan kesetaraan. Serta pengampunan terhadap mereka yang terlibat dalam kerusuhan 6 Januari, diprediksi akan memicu perdebatan dan kemungkinan gugatan hukum. Meskipun demikian, Trump tetap bertekad untuk memimpin negara ini menuju perubahan yang lebih sesuai dengan visinya tentang Amerika yang lebih kuat dan mandiri.
Simak Juga : Peran Dukungan Orang Tua dan Pendidik dalam Meningkatkan Kemandirian Siswa