American Party SC – Seorang senator senior dari Partai Republik Amerika Serikat menyerukan penyelidikan independen terkait diskusi pejabat pemerintahan Trump mengenai rencana serangan sensitif melalui aplikasi pesan Signal. Beberapa kritikus menilai bahwa kebocoran informasi tersebut dapat membahayakan keselamatan pasukan AS jika jatuh ke tangan yang salah.
Senator Roger Wicker dari Mississippi, yang menjabat sebagai ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat, menyatakan bahwa ia bersama Senator Jack Reed dari Partai Demokrat akan meminta pemerintahan Trump untuk mempercepat laporan Inspektur Jenderal. Mereka juga mengajukan permintaan pengarahan rahasia terkait permasalahan ini.
“Kami telah mengirimkan surat yang meminta pemerintah mempercepat laporan Inspektur Jenderal kepada komite. Kami juga telah mengajukan permintaan serupa sebelumnya untuk mengetahui kebenaran di lapangan,” ujar Wicker kepada wartawan di Capitol. Ia menambahkan bahwa informasi yang baru-baru ini dipublikasikan sangat sensitif dan sebaiknya tetap dirahasiakan.
Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan, yang bertugas mengawasi pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan dalam pemerintahan, merupakan salah satu pejabat yang diberhentikan Trump sejak memulai masa jabatan keduanya pada Januari lalu. Hingga saat ini, penggantinya belum ditunjuk. Meski demikian, Wicker tetap yakin bahwa Pentagon akan menindaklanjuti laporan Inspektur Jenderal tersebut.
Kekhawatiran mengenai kebocoran informasi melalui obrolan Signal semakin meluas. Sejumlah anggota Partai Republik bergabung dengan Partai Demokrat dalam menyuarakan keprihatinan mereka. Diskusi tersebut melibatkan beberapa pejabat penting, seperti Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, Wakil Presiden JD Vance, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard, Direktur CIA John Ratcliffe, dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Tanpa mereka sadari, Jeffrey Goldberg, pemimpin redaksi Atlantic, secara tidak sengaja tergabung dalam obrolan tersebut.
Tulsi Gabbard dan John Ratcliffe telah menghabiskan waktu dua hari terakhir untuk memberikan kesaksian di hadapan Senat dan DPR mengenai insiden ini. Kesaksian tersebut dilakukan dalam sidang komite intelijen yang sebelumnya telah dijadwalkan membahas ancaman global terhadap Amerika Serikat.
Partai Demokrat mengkritik cara pemerintahan Trump menangani situasi ini. Mereka menilai pemerintah terlalu meremehkan insiden tersebut, padahal kebocoran informasi semacam ini dapat menimbulkan risiko besar.
“Saya yakin ini adalah berkat kasih karunia Tuhan yang luar biasa sehingga kita tidak kehilangan pilot dalam kejadian ini,” ujar Jim Himes, anggota DPR dari Partai Demokrat asal Connecticut. Ia juga menyoroti kemungkinan bahwa Rusia dan Tiongkok telah memperoleh informasi sensitif tersebut.
Pejabat pemerintahan Trump bersikeras bahwa obrolan Signal tersebut tidak memuat informasi rahasia. Namun, anggota Partai Demokrat membantah klaim tersebut, sementara Partai Republik mengakui bahwa diskusi tersebut setidaknya mengandung informasi sensitif.
Senator Republik Lindsey Graham menyatakan dukungannya terhadap tim keamanan nasional Trump. Meski demikian, ia mengakui bahwa isi pesan yang dibagikan dalam obrolan Signal memuat rincian sensitif mengenai operasi militer yang direncanakan dan sedang berlangsung.
Baca Juga : Ustadz Adi Hidayat: Mengapa Perempuan Harus Berjilbab?
Pemerintah berupaya meredakan kekhawatiran dengan menyatakan bahwa obrolan tersebut tidak mencantumkan rencana perang secara langsung. Namun, Atlantic merilis tangkapan layar yang menunjukkan bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth membahas waktu dimulainya operasi pembunuhan yang direncanakan. Ia juga membagikan rincian serangan udara AS yang biasanya dijaga kerahasiaannya dengan ketat.
“Informasi ini tergolong rahasia,” ujar Perwakilan Demokrat Raja Krishnamoorthi dari Illinois dalam sidang DPR. Ia bahkan menyerukan agar Pete Hegseth mengundurkan diri dari jabatannya. Menurutnya, diskusi tersebut mencakup informasi mengenai sistem persenjataan, rangkaian serangan, serta detail operasi yang seharusnya tidak dibagikan secara sembarangan.
Saat ditanya mengenai klasifikasi informasi dalam obrolan Signal, Tulsi Gabbard menjawab bahwa hal tersebut berada di bawah kewenangan Departemen Pertahanan. “Saya ingin menegaskan bahwa semua informasi yang dibagikan berada di bawah sistem klasifikasi Departemen Pertahanan serta wewenang Menteri Pertahanan,” ujarnya.
Selain itu, Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer dan beberapa Senator Demokrat lainnya mengajukan surat kepada Trump. Mereka mendesak Departemen Kehakiman untuk melakukan penyelidikan terkait bagaimana seorang jurnalis dapat secara tidak sengaja tergabung dalam diskusi rahasia mengenai rencana serangan militer.
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman menolak memberikan komentar mengenai permasalahan ini. Sementara itu, Trump menyatakan bahwa pemerintahannya akan menyelidiki penggunaan aplikasi Signal dalam diskusi sensitif. Ia juga menegaskan dukungannya terhadap tim keamanan nasionalnya.
Mike Waltz, Penasihat Keamanan Nasional yang mengorganisasi obrolan Signal, mengakui tanggung jawabnya atas insiden ini. Dalam wawancara dengan “The Ingraham Angle” di Fox News, ia mengatakan bahwa tidak ada informasi rahasia yang dibagikan dalam diskusi tersebut. Meski demikian, kejadian ini tetap menjadi sorotan dan memicu perdebatan luas mengenai keamanan komunikasi dalam pemerintahan.
Simak Juga : MA AS Tegaskan Pembatasan terhadap Senjata Hantu