American Party SC – Pada masa kepresidenan Donald Trump, upaya untuk mengguncang Departemen Kehakiman AS. Hal ini berdampak pada pengunduran diri sejumlah jaksa penuntut yang memiliki pandangan konservatif. Salah satu contoh yang mencolok adalah pengunduran diri Danielle Sassoon, seorang jaksa penuntut federal yang ditunjuk Trump pada hari kedua masa jabatannya untuk memimpin kantor kejaksaan federal Manhattan. Sassoon memilih untuk mundur pada Kamis, meskipun telah diperintahkan untuk membatalkan kasus korupsi terhadap Wali Kota New York, Eric Adams, yang berasal dari Partai Demokrat.
Pengunduran diri Sassoon terjadi setelah Departemen Kehakiman menginstruksikan agar kasus tersebut dihentikan dengan alasan bahwa proses hukum terhadap Adams dapat mengganggu fokusnya dalam mengelola kebijakan imigrasi, yang menjadi prioritas utama Trump. Trump sendiri menegaskan bahwa ia tidak secara langsung memerintahkan pembatalan tuntutan terhadap Adams. Keputusan ini menyoroti ketegangan yang semakin dalam antara gerakan hukum konservatif tradisional dan keinginan Trump untuk mengontrol pemerintah federal secara langsung.
Simak Juga : Mega Putri Aulia Minta Sinetronnya Tanpa Hijab Tak Ditayangkan Ulang
Sassoon, yang merupakan anggota Federalist Society, adalah bagian dari kelompok kecil pegawai Departemen Kehakiman yang mengundurkan diri setelah mendapat perintah tersebut. Salah satu koleganya, Asisten Jaksa AS Hagan Scotten, juga mundur. Scotten sebelumnya pernah bekerja sebagai juru tulis untuk Hakim Ketua John Roberts dan Hakim Brett Kavanaugh. Keputusan pengunduran diri ini mengundang perhatian banyak pihak, termasuk Ilya Somin. Seorang profesor hukum di Universitas George Mason, yang menyatakan bahwa arahan Wakil Jaksa Agung Emil Bove. Untuk membatalkan kasus tersebut mencerminkan perubahan besar dalam konservatisme AS. Yang kini lebih mengutamakan kepentingan politik daripada supremasi hukum.
Trump, yang telah menunjuk Pam Bondi sebagai Jaksa Agung, mengungkapkan bahwa pengacara Departemen Kehakiman yang menolak untuk mengikuti instruksi politik dapat diberhentikan. Bove, yang sebelumnya merupakan pengacara pribadi Trump, menegaskan bahwa pengunduran diri Sassoon dan koleganya merupakan pelanggaran terhadap sumpah jabatan mereka. Ia berargumen bahwa tidak ada alasan untuk menegakkan Konstitusi jika perintah yang diberikan oleh atasan tidak dipatuhi.
Sassoon, dalam surat pengunduran dirinya kepada Bondi, menegaskan bahwa tugasnya sebagai jaksa adalah menegakkan hukum secara adil dan tidak memihak. Ia berpendapat bahwa membatalkan dakwaan terhadap Adams hanya karena pertimbangan politik akan merusak integritas sistem hukum. Pengunduran diri ini mengingatkan pada peristiwa bersejarah “Pembantaian Sabtu Malam” pada tahun 1973. Ketika pejabat senior Departemen Kehakiman juga mengundurkan diri setelah menolak perintah. Presiden Richard Nixon untuk memecat penasihat khusus yang menyelidiki peristiwa Watergate.
Pengunduran diri Sassoon dan Scotten memunculkan kekhawatiran lebih lanjut tentang independensi penuntutan di Amerika Serikat. Randy Barnett, seorang profesor di Universitas Georgetown, berpendapat bahwa pengunduran diri tersebut menunjukkan bahwa jika jaksa tidak mengikuti instruksi yang sah, mereka akan menghadapi konsekuensi yang berat. Tindakan ini, menurutnya, menunjukkan bahwa para jaksa yang berusaha menegakkan hukum dengan cara yang benar bisa menjadi korban dari tekanan politik.
Kasus korupsi yang melibatkan Eric Adams, yang sempat menyebabkan pengunduran diri beberapa jaksa, terus berlanjut. Bove menyatakan bahwa Departemen Kehakiman di Washington DC kini mengambil alih kasus tersebut dari kantor kejaksaan Manhattan yang selama ini dikenal memiliki tingkat otonomi yang tinggi. Keputusan ini mungkin akan memicu lebih banyak pengunduran diri di masa mendatang jika pihak yang ditunjuk Trump terus mengintervensi.
Meskipun saat ini penggantian sementara telah dilakukan oleh Matthew Podolsky sebagai pengganti Sassoon. Situasi ini mengindikasikan adanya potensi konflik lebih lanjut. Michael Weinstein, seorang mantan jaksa federal, menyatakan bahwa ini adalah momen yang menentukan bagi jaksa-jaksa karier di kantor kejaksaan Manhattan. Dalam pandangannya, belum dapat dipastikan apakah pengunduran diri akan berhenti pada titik ini atau justru akan berlanjut.
Baca Juga : Flu Burung: Gangguan Respons AS di Awal Pemerintahan Trump