American Party SC – Seorang anggota Kongres Maryland, Glenn Ivey, mengungkapkan bahwa ia ditolak aksesnya untuk menemui salah satu konstituennya yang saat ini ditahan di El Salvador. Pria yang dimaksud, Kilmar Abrego Garcia, adalah warga keturunan El Salvador yang dideportasi dari Amerika Serikat akibat kesalahan administratif. Deportasi ini menimbulkan kecaman luas karena Abrego Garcia telah menerima perlindungan hukum di AS dan tidak seharusnya dipulangkan.
Dalam upayanya untuk membela hak Abrego Garcia, Ivey melakukan perjalanan ke El Salvador dengan maksud menemui pria tersebut yang kini ditahan di CECOT, sebuah penjara berkeamanan tinggi yang terkenal digunakan untuk menahan anggota geng. Sayangnya, setibanya di sana, baik Ivey maupun pengacara Abrego Garcia tidak diberikan izin masuk oleh pihak otoritas penjara. Dalam pernyataan melalui media sosial, Ivey menyampaikan kekecewaannya atas penolakan tersebut dan menyebut bahwa sikap pemerintah El Salvador itu mencurigakan.
Menurut Ivey, sebelum keberangkatannya ke El Salvador, pihaknya telah mengajukan permintaan resmi kepada duta besar negara tersebut di Amerika Serikat untuk mengatur kunjungan tersebut. Namun, ketika ia tiba di lokasi, pejabat penjara menyampaikan bahwa izin tambahan dibutuhkan, sehingga akses untuk menemui Abrego Garcia tidak diberikan.
Baca Juga : Mahasiswa Taiwan Cemas atas Larangan di Harvard
Kasus ini telah menjadi sorotan di tengah ketegangan antara pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah El Salvador. Deportasi Abrego Garcia terjadi pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemerintah AS saat itu mengakui bahwa deportasi dilakukan akibat kesalahan administratif, namun tetap menyatakan bahwa pria tersebut memiliki keterkaitan dengan geng kriminal MS-13. Tuduhan ini belum terbukti dan dibantah keras oleh tim pengacaranya.
Pengacara Abrego Garcia menegaskan bahwa klien mereka tidak memiliki afiliasi dengan kelompok kriminal mana pun. Abrego Garcia disebut telah meninggalkan El Salvador pada usia 16 tahun untuk menghindari kekerasan geng dan telah mendapatkan perlindungan resmi dari pemerintah AS sejak tahun 2019. Berdasarkan hal tersebut, deportasinya dianggap sebagai pelanggaran terhadap perlindungan hukum yang telah diberikan sebelumnya.
Sementara itu, pemerintah El Salvador hingga saat ini tidak memberikan komentar resmi terkait kunjungan Glenn Ivey maupun status hukum Abrego Garcia. Mereka juga menolak permintaan pemerintah AS untuk memulangkan pria tersebut, yang menambah ketegangan antara kedua negara. Hingga saat ini, tidak ada kejelasan tentang proses hukum atau kemungkinan pembebasan Abrego Garcia.
Menariknya, pada bulan April lalu, Senator Chris Van Hollen yang juga berasal dari Maryland berhasil menemui Abrego Garcia. Pertemuan tersebut berlangsung di sebuah hotel, bukan di dalam penjara. Foto-foto pertemuan itu sempat dibagikan oleh Presiden El Salvador, Nayib Bukele. Yang menunjukkan Van Hollen dan Abrego Garcia duduk santai menikmati minuman margarita. Banyak pihak melihat tindakan ini sebagai upaya pemerintah El Salvador untuk menunjukkan bahwa kondisi penahanan Abrego Garcia tidak seburuk yang diberitakan.
Namun, Van Hollen mengkritik pertemuan tersebut karena tidak mencerminkan kenyataan yang dihadapi Abrego Garcia. Ia menyatakan bahwa pertemuan di luar penjara tidak menghapus fakta bahwa pria itu seharusnya tidak berada di El Salvador. Apalagi dalam penahanan. Ia menegaskan bahwa ini adalah pelanggaran terhadap keadilan dan harus segera diselesaikan melalui jalur diplomatik dan hukum yang adil.
Kasus ini menunjukkan betapa rumitnya persoalan imigrasi dan perlindungan hukum bagi para pendatang di Amerika Serikat. Kejadian seperti ini menyoroti pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan koordinasi antara negara dalam menangani warga yang berada dalam perlindungan hukum internasional. Hingga saat ini, banyak pihak berharap agar Abrego Garcia dapat segera dipulangkan dan mendapatkan keadilan yang semestinya.
Simak Juga : Red Thread of Fate: Benang Merah Takdir dalam Legenda Asia