American Party SC – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Minggu mengumumkan rencana penerapan tarif sebesar 100% terhadap seluruh film yang diproduksi di luar negeri dan diimpor ke Amerika. Langkah ini, menurut Trump, merupakan upaya untuk menyelamatkan industri perfilman Hollywood yang menurutnya sedang “sekarat dengan sangat cepat”. Karena persaingan dari luar negeri yang menawarkan insentif besar bagi para pembuat film. Melalui pernyataannya di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa hal ini bukan sekadar masalah ekonomi. Tetapi juga menyangkut keamanan nasional dan penyebaran propaganda asing.
Trump telah memberikan wewenang kepada lembaga pemerintah seperti Departemen Perdagangan untuk segera memulai proses penerapan tarif tersebut. Ia menegaskan kembali komitmennya dengan pernyataan tegas: “Kami ingin film dibuat di Amerika, lagi!” Meski demikian. Belum ada kejelasan mengenai bagaimana tarif ini akan diterapkan secara teknis, apakah mencakup film yang ditayangkan di layanan streaming maupun di bioskop. Serta apakah dasar perhitungannya berdasarkan biaya produksi atau pendapatan box office.
Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah bekerja menindaklanjuti kebijakan ini, namun belum memberikan rincian tambahan. Sementara itu, para pelaku industri di Hollywood masih berupaya memahami dampak dan detail kebijakan yang diumumkan secara tiba-tiba tersebut. Motion Picture Association yang mewakili studio-studio besar belum memberikan komentar resmi.
Trump sebelumnya telah menunjukkan ketertarikannya untuk menghidupkan kembali kejayaan Hollywood. Pada Januari lalu, ia menunjuk sejumlah tokoh ternama seperti Jon Voight, Sylvester Stallone, dan Mel Gibson untuk memimpin upaya membangkitkan industri film Amerika agar kembali “lebih besar, lebih baik, dan lebih kuat dari sebelumnya.” Selama beberapa tahun terakhir, banyak produksi film dan televisi yang meninggalkan Hollywood dan berpindah ke negara-negara dengan insentif pajak yang lebih menguntungkan.
Baca Juga : FDA Meminta Beberapa Staf yang Dipecat untuk Kembali
Negara-negara seperti Kanada, Inggris, dan Australia telah meningkatkan potongan harga dan kredit pajak untuk menarik produksi film global. Hal ini memberikan tantangan berat bagi Amerika Serikat dalam mempertahankan pangsa industri perfilman. Laporan dari Ampere Analysis memperkirakan bahwa pada tahun 2025, pengeluaran global untuk produksi konten akan mencapai \$248 miliar. Perusahaan besar seperti Walt Disney, Netflix. Serta Universal Pictures pun diketahui telah memproduksi banyak film di luar negeri demi efisiensi biaya.
Menanggapi kebijakan ini, pemimpin negara seperti Australia dan Selandia Baru menyatakan akan membela kepentingan industri perfilman domestik mereka. Beberapa film blockbuster, termasuk film superhero Marvel, diketahui diproduksi di Australia, sementara Selandia Baru telah lama menjadi lokasi utama untuk produksi film “The Lord of the Rings.”
Di Inggris, serikat pekerja industri hiburan Bectu mendesak pemerintah untuk bertindak cepat melindungi industri film lokal yang dinilai penting. Kepala Bectu, Philippa Childs, menyebutkan bahwa kebijakan tarif ini dapat menjadi pukulan berat bagi industri film global yang masih dalam masa pemulihan pasca-pandemi. Ia memperingatkan bahwa ribuan pekerjaan pekerja lepas di Inggris terancam jika kebijakan ini diterapkan tanpa perundingan internasional.
Produksi film dan televisi di Inggris mengalami pertumbuhan pesat pada tahun 2024, mencapai nilai 5,6 miliar pound atau sekitar \$7,45 miliar, naik 31% dari tahun sebelumnya menurut data dari British Film Institute. Namun, Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga Inggris belum memberikan tanggapan resmi terhadap kebijakan Trump.
Di Amerika sendiri, penurunan produksi telah terjadi selama dekade terakhir. Laporan dari FilmLA menunjukkan bahwa produksi film dan televisi di Los Angeles telah menurun hampir 40%. Faktor seperti insentif pajak di negara lain serta kondisi lokal seperti kebakaran hutan pada awal tahun ini turut mendorong para produser untuk mencari lokasi alternatif di luar negeri.
California bahkan hanya menempati posisi keenam dalam daftar lokasi favorit produser untuk dua tahun mendatang, kalah dari Toronto, Inggris. Vancouver, Eropa Tengah, dan Australia. Serikat buruh serta produser Hollywood pun telah meminta Gubernur California Gavin Newsom untuk meningkatkan insentif pajak negara bagian agar lebih kompetitif.
Kebijakan tarif ini merupakan bagian dari kebijakan perdagangan Trump yang sering menimbulkan kontroversi dan kekhawatiran pasar. William Reinsch, mantan pejabat senior Departemen Perdagangan dan kini peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional. Ia menyatakan bahwa jika negara lain membalas dengan kebijakan serupa, dampaknya justru akan lebih merugikan Amerika. Ia meragukan dasar hukum yang cukup kuat bagi Trump untuk menyatakan tarif film sebagai bagian dari keamanan nasional atau keadaan darurat.
Simak Juga : Kebaya Hijab ala Puteri Indonesia, Tampil Anggun dan Berkelas