American Party SC – Amazon membantah sebuah laporan media yang menyebutkan bahwa perusahaan tersebut berencana mencantumkan biaya tarif Amerika Serikat pada situs web mereka. Bantahan ini disampaikan setelah muncul kritik dari Gedung Putih terkait kabar tersebut. Laporan yang dimaksud berasal dari Punchbowl News, yang mengklaim bahwa Amazon sedang mempertimbangkan untuk menampilkan biaya tambahan akibat tarif perdagangan yang diberlakukan selama masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyampaikan bahwa dirinya telah berbicara langsung dengan Trump mengenai laporan tersebut. Ia mengutip reaksi Trump yang menyebut rencana pencantuman biaya tarif di situs Amazon sebagai tindakan yang bermotif politik dan bersifat memusuhi. Leavitt menegaskan bahwa langkah semacam ini dianggap sebagai bagian dari upaya Amazon untuk menyerang kebijakan pemerintahan sebelumnya.
Menanggapi kabar tersebut, Amazon menyatakan bahwa mereka tidak pernah berencana untuk mencantumkan biaya tarif secara publik di situs ritel utama mereka. Dalam sebuah pernyataan resmi, juru bicara Amazon menjelaskan bahwa tim yang mengelola toko Amazon Haul sempat mempertimbangkan ide untuk menyertakan biaya impor pada produk tertentu. Namun, rencana tersebut tidak pernah disetujui dan tidak akan dilaksanakan.
Amazon Haul sendiri merupakan salah satu bagian dari platform Amazon yang diluncurkan pada bulan November. Toko ini fokus pada produk dengan harga sangat murah, seperti tas tangan seharga $5 atau sweter seharga $10, yang sebagian besar berasal dari penjual di Tiongkok. Meskipun harganya rendah, waktu pengiriman dari produk-produk tersebut biasanya lebih lama. Toko ini berpotensi terdampak oleh perubahan kebijakan tarif terbaru yang diberlakukan oleh pemerintah.
Baca Juga : Dukungan Kaum Hispanik terhadap Trump Mulai Memudar
Langkah Trump dalam mengenakan tarif pada produk-produk impor telah menyebabkan kenaikan biaya secara signifikan. Sejak menjabat, Trump telah memperkenalkan berbagai kebijakan perdagangan yang mempengaruhi hubungan dagang dengan banyak negara, termasuk Tiongkok. Biaya tarif untuk barang dari Tiongkok tercatat meningkat sebesar 145 persen selama masa jabatannya. Para pelaku industri, termasuk produsen mobil, memperingatkan bahwa tarif tersebut bisa menyebabkan harga barang konsumsi melonjak.
Saham Amazon sempat mengalami penurunan sebesar 2,2% dalam perdagangan pra-pasar menyusul laporan Punchbowl News. Namun, nilainya kembali stabil dan diperdagangkan hampir tanpa perubahan setelah perusahaan merilis bantahan resmi. Situasi ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap isu-isu terkait kebijakan perdagangan dan reaksi politik terhadap perusahaan besar seperti Amazon.
Sementara itu, Presiden Trump baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang menutup celah dalam kebijakan perdagangan yang dikenal sebagai aturan “de minimis.” Aturan ini sebelumnya memungkinkan barang-barang bernilai rendah dari Tiongkok dan Hong Kong masuk ke Amerika Serikat tanpa dikenakan bea. Perintah tersebut akan mulai berlaku pada 2 Mei dan diperkirakan akan berdampak besar pada penjual daring, termasuk mereka yang beroperasi di Amazon.
Reuters juga melaporkan bahwa sejumlah penjual pihak ketiga yang sebelumnya aktif dalam acara belanja tahunan Amazon. Prime Day, tidak lagi menjual produk dari Tiongkok. Beberapa penjual bahkan mengurangi jumlah produk diskon yang mereka tawarkan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan kebijakan perdagangan mempengaruhi strategi bisnis penjual daring secara nyata.
Karoline Leavitt menambahkan bahwa ini menjadi alasan penting bagi konsumen Amerika untuk membeli produk dalam negeri. Ia juga menyinggung laporan Reuters pada tahun 2021 yang menyebut Amazon pernah bekerja sama dengan media yang dianggap sebagai cabang propaganda pemerintah Tiongkok. Amazon telah membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa mereka selalu mematuhi hukum di semua negara tempat mereka beroperasi, termasuk Tiongkok.
Gedung Putih bahkan sempat membagikan laporan Reuters melalui media sosial pada Selasa pagi. Namun, belum ada tanggapan lanjutan dari Gedung Putih setelah Amazon secara resmi membantah laporan Punchbowl News. Kasus ini mencerminkan ketegangan yang terus berlanjut antara perusahaan teknologi besar dan kebijakan perdagangan yang diberlakukan oleh pemerintah.
Simak Juga : Vest Outfits Hijab: Inspirasi untuk Tampil Stylish dan Elegan