American Party SC – Tim penyelidik bekerja untuk mengangkat puing-puing tragedi kecelakaan pesawat dari Sungai Potomac, Washington, setelah insiden tragis yang terjadi pada Rabu malam. Kecelakaan tersebut melibatkan pesawat American Airlines yang bertabrakan dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat, menewaskan 67 orang. Insiden ini menjadi bencana penerbangan paling mematikan di Amerika Serikat dalam dua dekade terakhir dan menimbulkan kekhawatiran terkait keselamatan penerbangan serta kekurangan pengawas lalu lintas udara.
Pada Jumat, penyelam terus berusaha menemukan bagian-bagian pesawat yang masih hilang setelah sebelumnya berhasil menemukan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan atau yang dikenal sebagai kotak hitam. Tim penyelamat berharap dapat menemukan lebih banyak bukti untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut. Pihak berwenang belum mengungkapkan penyebab tabrakan yang terjadi ketika pesawat mencoba mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengalami kekurangan personel, dengan sekitar 3.000 pengawas lalu lintas udara lebih sedikit dari jumlah ideal. Pada tahun 2023, FAA melaporkan memiliki 10.700 pengawas bersertifikat, angka yang hampir sama dengan tahun sebelumnya. Saat tragedi kecelakaan terjadi, hanya satu pengawas yang menangani lalu lintas udara di bandara tersebut, bukan dua seperti yang seharusnya. Situasi ini dianggap tidak biasa, tetapi masih dianggap cukup untuk menangani lalu lintas pada saat itu.
Baca Juga : Helikopter Black Hawk Bertabrakan dengan Jet di Washington
Menteri Perhubungan, Sean Duffy, berjanji akan melakukan reformasi terhadap FAA. Melalui pernyataannya di media sosial X pada Kamis, ia menyampaikan bahwa dirinya tengah menyusun rencana untuk memperbaiki sistem penerbangan nasional. Sementara itu, Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) sedang menganalisis data dari kotak hitam pesawat CRJ700, yang membawa 60 penumpang serta empat awak yang semuanya tewas. Tiga awak helikopter juga tidak selamat.
Militer menyatakan bahwa batas ketinggian maksimum untuk jalur yang dilewati helikopter adalah 200 kaki (61 meter), namun kemungkinan helikopter tersebut terbang lebih tinggi. Berdasarkan data dari situs pelacakan penerbangan FlightRadar24, tabrakan terjadi pada ketinggian sekitar 300 kaki. Presiden Donald Trump mengomentari kejadian ini pada Jumat, menyalahkan ketinggian terbang helikopter yang melebihi batas yang ditentukan.
“Helikopter Black Hawk terbang terlalu tinggi, jauh di atas batas ketinggian 200 kaki. Ini bukan sesuatu yang sulit untuk dipahami,” ujar Trump melalui unggahannya di Truth Social. Sementara itu, Senator Maria Cantwell menyatakan kekhawatirannya terkait keselamatan penerbangan militer dan komersial yang hanya dipisahkan sekitar 350 kaki (107 meter) baik secara vertikal maupun horizontal. Ia juga meminta pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan penerbangan helikopter di dekat bandara yang padat lalu lintas.
Berdasarkan rekaman komunikasi, pengawas lalu lintas udara telah memperingatkan helikopter mengenai pesawat yang mendekat dan memberikan instruksi untuk mengubah arah. CEO American Airlines, Robert Isom, mengungkapkan bahwa pilot American Eagle Flight 5342 memiliki pengalaman terbang selama enam tahun. Pesawat Bombardier CRJ700 yang dioperasikan oleh PSA Airlines, anak perusahaan American Airlines, diketahui memiliki reputasi yang baik dalam operasional penerbangan.
Beberapa pilot yang berbicara kepada Reuters menyebutkan bahwa pendaratan di Bandara Reagan cukup menantang. Ruang udara yang sempit serta perbedaan frekuensi komunikasi antara pesawat komersial dan militer menjadi faktor yang mempersulit situasi. Selain itu, landasan pacu yang lebih pendek juga menjadi tantangan tersendiri bagi pilot yang mendarat di bandara tersebut.
Menteri Pertahanan, Pete Hegseth, menjelaskan bahwa helikopter Black Hawk diterbangkan oleh tiga tentara berpengalaman yang sedang menjalankan latihan tahunan menggunakan kacamata penglihatan malam. Sebagai langkah pencegahan, pihak militer akan menghentikan sementara penerbangan unit Angkatan Darat yang terlibat dalam kecelakaan tersebut serta mengevaluasi ulang latihan di wilayah tersebut.
Para korban kecelakaan berasal dari berbagai negara, termasuk Rusia, China, Jerman, dan Filipina. Beberapa di antaranya adalah atlet seluncur indah muda serta warga negara bagian Kansas, tempat pesawat lepas landas. Tragedi ini menjadi pukulan berat bagi keluarga korban yang tengah berduka.
Di tengah penyelidikan yang masih berlangsung, Trump menyinggung kebijakan keberagaman yang diusung oleh Partai Demokrat, dengan menyatakan bahwa program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) mungkin berperan dalam kecelakaan ini. Namun, pernyataan tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak. Pendeta Al Sharpton, presiden kelompok hak sipil National Action Network, mengecam komentar Trump yang dinilai tidak berdasar. Ia menekankan bahwa yang terpenting saat ini adalah memberikan dukungan kepada keluarga korban dan tidak mempolitisasi tragedi tersebut.
Kecelakaan ini menyoroti berbagai masalah dalam industri penerbangan, mulai dari kekurangan pengawas lalu lintas udara hingga tantangan operasional di bandara yang padat. Pihak berwenang kini berupaya untuk mengungkap penyebab pasti insiden ini guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Simak Juga : Diskriminasi terhadap Wanita Bertudung dan Peran Hari Hijab Sedunia