American Party SC – Anggota DPR dari Partai Republik sedang menghadapi perbedaan pendapat terkait cara membiayai pemotongan pajak besar yang diusulkan. Partai Republik yang mengendalikan DPR AS saat ini terpecah dalam menentukan bagaimana cara mengimbangi biaya pemotongan pajak. Hal ini diperkirakan dapat mencapai $6 triliun, sambil tetap menjaga defisit federal yang semakin membengkak. Defisit tahunan AS saat ini mendekati $2 triliun. Serta anggota DPR yang lebih konservatif ingin mengurangi defisit tersebut secara signifikan.
Dengan mayoritas tipis di DPR, yang hanya mencatatkan 218 suara berbanding 215. Para pemimpin partai perlu mencapai kesepakatan untuk meloloskan resolusi anggaran fiskal 2025. Namun, perbedaan pendapat yang tajam di antara anggota partai membuat hal ini menjadi tantangan besar. Resolusi ini akan menjadi langkah penting untuk mewujudkan sejumlah agenda besar Trump. Seperti pemotongan pajak, reformasi perbatasan, deregulasi energi, dan peningkatan anggaran militer. Agenda tersebut juga meliputi rencana untuk memperpanjang pemotongan pajak yang dibuat berdasarkan Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Pekerjaan 2017 (TCJA), yang dijadwalkan berakhir pada akhir tahun ini.
Namun, beberapa anggota Partai Republik khawatir bahwa kepemimpinan DPR yang dipimpin oleh Ketua. Mike Johnson mungkin menolak untuk melakukan pemotongan pengeluaran yang diperlukan untuk menutupi biaya pemotongan pajak Trump. Anggota DPR dari fraksi konservatif yang lebih keras, seperti Michael Cloud. Demi mengingatkan perlunya penataan ulang finansial negara yang lebih mendalam. Meskipun mereka mendukung pemotongan pajak yang diusulkan Trump. Mereka juga ingin memastikan bahwa kebijakan fiskal negara tidak semakin membebani anggaran.
Menurut estimasi Komite Anggaran Federal yang Bertanggung Jawab, pemotongan pajak yang direncanakan bisa menelan biaya lebih dari $4 triliun selama sepuluh tahun. Trump juga berjanji untuk menghapus pajak atas tip, lembur, dan tunjangan Jaminan Sosial. Yang akan menambah beban lebih lanjut sebesar $1,8 triliun. Jika tidak ada kesepakatan yang tercapai, rencana ini dapat gagal diloloskan pada akhir Mei, karena anggota parlemen Republik berencana menggunakan taktik untuk menghindari blokade dari Senat yang dikuasai oleh Demokrat.
Baca Juga : Pemulihan dan Ancaman Racun Setelah Kebakaran di Los Angeles
Pemimpin Demokrat Hakeem Jeffries mengkritik rencana ini dengan mengatakan bahwa agenda Partai Republik akan merugikan keluarga pekerja, kelas menengah, anak-anak, orang tua, dan veteran. Jeffries juga menilai bahwa kebijakan ini dapat merusak program perawatan kesehatan seperti Medicaid, yang menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin, serta asuransi kesehatan yang disubsidi pemerintah bagi pekerja tanpa asuransi.
Sementara itu, para pemimpin Partai Republik berusaha untuk menemukan cara untuk membayar pemotongan pajak ini tanpa meningkatkan defisit lebih lanjut. Namun, mereka juga menyadari bahwa memangkas anggaran secara drastis dapat merugikan konstituen mereka. Terutama dalam hal pendanaan Medicaid untuk rumah sakit dan pengeluaran untuk layanan publik lainnya. Dalam hal ini, Perwakilan Ralph Norman menegaskan bahwa rencana ini harus dapat mengurangi defisit secara signifikan.
Beberapa anggota Partai Republik juga khawatir tentang dampak meningkatnya defisit terhadap pasar obligasi, yang dapat menyebabkan lonjakan biaya pinjaman negara. Dalam perdebatan ini, ada pertanyaan besar mengenai apakah desakan Trump untuk memotong pajak lebih besar akan lebih kuat dibandingkan dengan keinginan konservatif untuk menjaga anggaran negara agar tetap seimbang.
Rencana kebijakan Partai Republik yang sedang dipertimbangkan mencakup berbagai proposal, mulai dari pemotongan pajak energi hijau hingga pengurangan bunga hipotek rumah federal. Salah satu usulan yang kontroversial adalah peningkatan tarif impor sebesar 10%, yang merupakan bagian dari kebijakan ekonomi Trump. Namun, rencana ini menghadapi penolakan dari beberapa anggota Partai Republik, seperti Senator Rand Paul, yang menilai tarif sebagai bentuk pajak baru yang tidak diinginkan.
Ketegangan ini semakin kompleks dengan adanya proposal untuk menambah dana Pentagon sebesar $200 miliar. Beberapa anggota Republik, seperti Tim Burchett, khawatir bahwa dana tambahan ini justru akan menyerap potensi penghematan yang seharusnya digunakan untuk mengatasi defisit. Meskipun demikian, Burchett mengakui bahwa jika kebijakan ini berjalan ke arah yang benar, dia mungkin akan mendukungnya.
Secara keseluruhan, perdebatan ini akan menentukan arah kebijakan fiskal Partai Republik dan ujian bagi kesatuan mereka dalam mendukung agenda Trump. Namun, beberapa anggota mulai khawatir bahwa jika kesepakatan tidak tercapai, mereka mungkin akan kembali berhadapan dengan sistem politik yang tidak memadai dan merugikan publik.
Simak Juga : Klarifikasi Shella Saukia Soal Logo Hijab Umama yang Tertutup: Cerita di Baliknya