American Party SC – Dampak pembekuan regulasi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump telah menimbulkan ketidakpastian dalam industri perikanan Amerika Serikat. Kebijakan ini berisiko menunda musim penangkapan ikan bagi sejumlah armada di Pantai Timur dan menyebabkan eksploitasi berlebihan terhadap ikan tuna sirip biru Atlantik. Para pemangku kepentingan, termasuk kelompok industri dan pegawai pemerintah federal, menyampaikan kekhawatiran mereka atas dampak kebijakan ini terhadap sektor perikanan.
Industri perikanan Amerika, yang bernilai sekitar 320 miliar dolar, bergantung pada Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) untuk mengelola perikanan pesisir. Berdasarkan undang-undang tahun 1976, Layanan Perikanan Laut Nasional NOAA bertanggung jawab atas perencanaan pengelolaan 45 jenis perikanan. Lembaga ini menetapkan kuota serta menentukan awal dan akhir musim penangkapan ikan dengan mempertimbangkan masukan dari ilmuwan dan nelayan setempat.
Namun, pembekuan regulasi selama 60 hari yang diumumkan pada 20 Januari menghambat proses tersebut. Penundaan pertemuan dan ketidakjelasan dalam penerbitan aturan baru semakin memperburuk situasi. Salah satu dampaknya adalah meningkatnya penangkapan ikan tuna sirip biru Atlantik di lepas pantai Carolina Utara. Hal ini berpotensi mengurangi kuota bagi nelayan di New York dan New England saat ikan tersebut bermigrasi ke utara pada musim panas.
Ketidakpastian ini menimbulkan kebingungan di kalangan nelayan. Direktur Eksekutif Maine Coast Fishermen’s Association, Ben Martens, menyatakan bahwa banyak nelayan menghubunginya untuk menanyakan perkembangan regulasi. Di sisi lain, kebijakan ini juga berdampak pada tenaga kerja NOAA. Sekitar 163 karyawan, termasuk ahli biologi ikan dan spesialis manajemen perikanan, diberhentikan. Hal ini menghambat pemantauan stok ikan dan konsultasi terkait regulasi hasil tangkapan tahunan.
NOAA mengonfirmasi bahwa mereka mematuhi pembekuan regulasi sesuai dengan instruksi presiden. Namun, mereka tidak memberikan tanggapan lebih lanjut terkait permasalahan manajemen dan personel. Sementara itu, Gedung Putih juga tidak memberikan komentar terkait kebijakan ini.
Penundaan penerbitan regulasi bisa berdampak besar pada industri perikanan. Nelayan yang mengandalkan ikan migrasi atau mengoperasikan kapal kecil sangat terpengaruh oleh perubahan waktu musim penangkapan ikan. Jika kesempatan menangkap ikan berkurang atau berubah secara signifikan, banyak usaha perikanan yang terancam gagal. Dampak pembekuan dari kebijakan ini dirasakan di berbagai wilayah, mulai dari Alaska hingga Pantai Timur.
Baca Juga : Imigran Ilegal: Tindakan Keras di Bawah Pemerintahan Trump
Di Massachusetts, legislator Bill Keating mengungkapkan bahwa ikan tuna bluefish ditangkap secara berlebihan di Atlantik Tengah pada Januari karena tidak adanya regulasi penutupan perikanan. Upayanya untuk menghubungi pejabat NOAA gagal karena banyak staf yang telah dipecat. Akibatnya, penutupan perikanan baru dilakukan pada 28 Februari, setelah kuota tangkapan telah melebihi batas sebesar 125 persen.
John Ainsworth, seorang nelayan komersial dari Rhode Island, menyatakan kekhawatirannya terhadap pendekatan pemerintah yang tidak terstruktur dalam pengelolaan stok ikan. Ia mempertanyakan siapa yang akan menentukan waktu pembukaan musim penangkapan dan kuota tangkapan jika tidak ada pengelola federal. Dampak dari kebijakan ini juga dirasakan di perikanan New England. Perikanan ikan dasar senilai 41 juta dolar, yang mencakup ikan kod, haddock, dan flounder, kemungkinan besar mengalami keterlambatan pembukaan musim. Hal serupa juga terjadi pada sebagian industri kerang New England yang bernilai 400 juta dolar.
Di Alaska, perikanan ikan kod hitam dan halibut tetap dibuka tepat waktu pada 20 Maret. Hal ini hanya terjadi setelah Senator Lisa Murkowski berbicara langsung dengan Menteri Perdagangan. Staf NOAA bahkan bekerja sepanjang akhir pekan untuk menyelesaikan regulasi demi memastikan musim perikanan dapat dimulai sesuai jadwal.
Penundaan regulasi juga berdampak pada persiapan musim penangkapan ikan salmon di Pantai Pasifik. Seorang pegawai NOAA menyatakan bahwa gangguan dalam pertemuan dewan pengelolaan perikanan menghambat proses perencanaan. Sementara itu, ahli biologi ikan Rebecca Howard harus menghentikan pekerjaannya dalam survei populasi ikan dan kerang setelah dipecat dari pekerjaannya di Alaska Fisheries Science Center. Survei ini penting untuk menentukan kuota ikan dan kepiting guna menjaga keberlanjutan stok perikanan.
Christopher Willi, seorang nelayan dan pemilik restoran di Block Island, menekankan bahwa pengelolaan kuota harus dilakukan oleh pemerintah federal. Tanpa regulasi yang jelas, stok ikan bisa menipis akibat eksploitasi berlebihan. Ia mengingatkan bahwa tanpa perikanan yang berkelanjutan, tidak akan ada pekerjaan bagi nelayan dan industri terkait lainnya.
Kebijakan pembekuan regulasi ini menunjukkan bagaimana perubahan dalam regulasi federal dapat berdampak luas pada ekonomi dan keberlanjutan sumber daya perikanan. Jika regulasi tidak segera diselesaikan, industri perikanan AS akan menghadapi tantangan besar dalam beberapa bulan ke depan.
Simak Juga : Inspirasi Kerudung Segi Empat Motif untuk Gaya Stylish