American Party SC – Seorang Senator AS dari Partai Demokrat menuduh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump telah melemahkan pertahanan Ukraina dengan menangguhkan pembagian intelijen. Senator tersebut, Mark Kelly, yang baru saja kembali dari kunjungan ke Ukraina, menegaskan bahwa tindakan ini berdampak signifikan terhadap kemampuan pertahanan Kyiv dalam menghadapi serangan Rusia.
Dalam pernyataannya kepada wartawan pada hari Senin, Kelly menyatakan bahwa keputusan pemerintahan Trump telah mengurangi akses Ukraina terhadap informasi penting. Ketika ditanya apakah ia mengetahui adanya serangan atau insiden yang bisa dicegah dengan informasi intelijen yang cukup, ia menjawab dengan tegas. Menurutnya, jika Ukraina memiliki data yang lebih lengkap, mereka bisa meningkatkan kemampuan pertahanannya.
Kelly menambahkan bahwa serangan besar yang dilakukan Rusia terjadi pada Jumat malam dan Sabtu, tepat saat ia berada di Ukraina. Meski demikian, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai serangan atau dampak dari kurangnya informasi intelijen tersebut.
Sejak Kamis, otoritas Ukraina melaporkan adanya serangan udara Rusia yang menyebabkan kerusakan pada infrastruktur energi dan gas. Serangan tersebut juga melibatkan rudal serta pesawat nirawak yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 37 lainnya. Serangan udara kembali terjadi pada Senin malam di ibu kota Kyiv, sebagaimana dilaporkan oleh otoritas setempat.
Sebagai anggota Komite Angkatan Bersenjata, Kelly mengunjungi Ukraina pada akhir pekan untuk menunjukkan dukungan kepada rakyatnya. Ia juga berupaya menilai situasi di lapangan secara langsung. Kunjungan ini merupakan yang ketiga kali ia lakukan sejak tahun 2023.
Baca Juga : Upaya Partai Republik untuk Mencegah Penutupan Pemerintah AS
Keputusan pemerintahan Trump untuk menghentikan pembagian intelijen diumumkan pekan lalu. Langkah ini menambah tekanan terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, agar bersedia berunding dengan Rusia. Selain itu, penghentian ini terjadi setelah Gedung Putih membekukan bantuan militer bagi Ukraina. Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih, Trump dan Wakil Presiden JD Vance diketahui berselisih secara terbuka dengan Zelenskiy terkait bantuan militer.
Sementara itu, Zelenskiy melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada hari Senin untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Pertemuan ini berlangsung sehari sebelum perundingan antara pejabat Ukraina dan Amerika Serikat, yang diharapkan Washington dapat mendorong kemajuan dalam upaya mengakhiri konflik dengan Rusia.
Sikap Partai Republik terhadap Ukraina kini mulai berubah sejak Trump kembali menjabat pada 20 Januari. Sebelumnya, dukungan terhadap Kyiv berasal dari berbagai pihak, termasuk pendukung Trump dari Partai Republik maupun Demokrat. Namun, saat ini dukungan terhadap bantuan untuk Ukraina menjadi lebih bersifat partisan. Partai Demokrat masih menunjukkan dukungan kuat terhadap Kyiv, sedangkan Partai Republik mulai ragu. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Republik, Mike Johnson, bahkan menyatakan bahwa tidak ada keinginan untuk mengesahkan undang-undang baru yang mendukung bantuan ke Ukraina.
Di tengah perpecahan politik ini, miliarder Elon Musk menimbulkan kontroversi dengan menyebut Kelly sebagai “pengkhianat” melalui media sosial X.com. Pernyataan itu muncul setelah Kelly mengunggah pesan mengenai kunjungannya ke Ukraina dan menuduh Trump melemahkan negara tersebut menjelang perundingan damai.
Menanggapi pernyataan Musk, Kelly menyatakan bahwa ia tidak menganggap Musk sebagai sosok yang serius. Di X, ia kemudian membalas langsung dengan pernyataan tegas. Ia menekankan bahwa mempertahankan kebebasan merupakan prinsip dasar yang menjadikan Amerika Serikat kuat dan aman. Ia juga menyarankan Musk untuk menyerahkan urusan ini kepada mereka yang lebih memahami pentingnya pertahanan nasional.
Kunjungan Kelly ke Ukraina merupakan upayanya untuk melihat langsung situasi di negara yang masih berperang melawan invasi Rusia. Ia terus menyoroti pentingnya dukungan Amerika Serikat terhadap Ukraina dalam mempertahankan kedaulatan dan kebebasannya.
Simak Juga : Rae Asakura: Perjalanan Spiritual hingga Menjadi Muslimah