American Party SC – CEO TikTok, Shou Zi Chew, dikabarkan telah bertemu dengan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Pada Senin (16/12/2024) waktu setempat. Pertemuan tersebut berlangsung di resor Mar-a-Lago milik Trump. Sebelumnya, Trump sudah menjalin komunikasi dengan beberapa CEO perusahaan teknologi besar, termasuk Tim Cook dari Apple, Jeff Bezos dari Amazon, Sundar Pichai dari Google, dan Mark Zuckerberg dari Meta. Pertemuan TikTok dengan Trump mencerminkan upaya besar dari perusahaan tersebut untuk menemukan solusi yang dapat memastikan kelangsungan operasionalnya di pasar Amerika Serikat. Yang kini menghadapi tantangan lebih besar akibat regulasi yang semakin ketat.
Pada Maret 2024, Trump sempat mengungkapkan pandangannya bahwa ia tidak mendukung larangan terhadap TikTok. Ia berpendapat bahwa tanpa adanya platform TikTok, Facebook akan memiliki kesempatan untuk berkembang lebih pesat. Bahkan, Trump menyebut Facebook sebagai “musuh rakyat”. Pernyataan tersebut seolah menunjukkan keberpihakannya pada keberadaan TikTok. Meskipun ada ancaman yang dilontarkan terhadap aplikasi ini oleh beberapa pihak terkait masalah keamanan data pribadi.
Sebagai informasi, pada bulan April 2024, Kongres AS mengesahkan sebuah undang-undang yang memberikan dasar hukum bagi pelarangan TikTok di Amerika Serikat. Dalam undang-undang tersebut, disebutkan bahwa TikTok dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional karena diduga memiliki akses ke data pribadi pengguna yang berada di wilayah Amerika Serikat. Hal ini dikaitkan dengan fakta bahwa perusahaan induk TikTok, ByteDance, berkantor pusat di Tiongkok. Pemerintah AS khawatir bahwa data pribadi pengguna TikTok dapat jatuh ke tangan pemerintah Tiongkok. Yang dapat menyalahgunakannya untuk kepentingan tertentu.
Meski demikian, ketika ditanya mengenai potensi larangan TikTok oleh CEO dalam sebuah konferensi pers pada Senin (16/12/2024). Trump menyatakan bahwa ia akan meninjau lebih lanjut masalah tersebut. Ia mengisyaratkan bahwa solusi untuk masalah ini masih perlu didiskusikan. Meskipun keputusan hukum telah mulai dikeluarkan. Tindakan Trump ini menunjukkan bahwa meskipun ada kekhawatiran mengenai masalah keamanan nasional. Ia masih terbuka untuk mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak, terutama bagi industri teknologi dan platform sosial media.
Selain pertemuan dengan Trump, beberapa perusahaan teknologi besar lainnya, seperti Meta, Amazon, dan OpenAI. Hal ini juga dilaporkan telah memberikan dukungan finansial untuk dana pelantikan Trump yang dijadwalkan pada Januari 2025. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan besar yang dihadapi oleh TikTok di AS, perusahaan tersebut tetap memiliki hubungan baik dengan banyak pemangku kepentingan di industri teknologi.
Namun, situasi TikTok semakin kompleks setelah pengadilan banding federal AS mengeluarkan putusan pada Jumat (6/12/2024). Yang menyatakan bahwa larangan terhadap TikTok tidak melanggar konstitusi terkait kebebasan berpendapat. Putusan tersebut dikeluarkan oleh panel tiga hakim yang berbasis di Washington. Mereka memutuskan dengan suara bulat untuk mendukung larangan tersebut. Keputusan pengadilan ini memberikan pukulan berat bagi TikTok, mengingat perusahaan itu sudah berusaha keras untuk meyakinkan pemerintah AS bahwa platform mereka aman dan tidak membahayakan data pribadi pengguna.
Pihak TikTok tidak tinggal diam. Mereka menyatakan akan mengajukan banding terhadap keputusan tersebut, berharap Mahkamah Agung AS akan mendengar kasus ini dan memberikan keputusan yang lebih berpihak kepada mereka, khususnya terkait dengan isu kebebasan berbicara. TikTok menilai bahwa larangan terhadap aplikasi mereka dapat dianggap sebagai pembatasan terhadap hak-hak dasar pengguna untuk mengakses informasi dan berkomunikasi.
Sementara itu, larangan TikTok di Amerika Serikat dijadwalkan akan mulai berlaku pada Januari 2025, meskipun TikTok berusaha keras untuk menghindari keputusan tersebut. Perusahaan ini berharap dapat menyelesaikan perselisihan hukum dengan cara yang lebih menguntungkan, baik bagi keberlanjutan operasional mereka di AS maupun bagi para penggunanya yang tersebar di seluruh dunia. Keputusan akhir mengenai nasib TikTok di Amerika Serikat akan sangat bergantung pada proses hukum yang sedang berjalan dan apakah Mahkamah Agung AS akan menerima banding dari pihak TikTok.
Simak Juga : Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Digital Melalui Workshop Sertifikasi LMS